“Kita harus banyak turun ke bawah untuk menyerap aspirasi masyarakat. Melalui reses dan kunjungan daerah pemilihan (dapil), kita memang banyak mendengar keluh kesah masyarakat, dan memang harus begitu. Dengan banyak mendengar keluhan publik, setidaknya kita akan mendapat gambaran tentang kondisi yang dialami daerah dan masyarakat di Maluku Utara. Setelah itu, barulah kita bertindak,”
Rabu (27/11) malam, sekira pukul 20.36, di teras kantor Nuansa Media Grup (NMG) begitu ramai. Memang, sejak NMG berkantor di gedung yang terletak di Kelurahan Kampung Makassar Timur, Ternate Tengah, ramai dikunjungi aktivis, akademisi dan politisi, setiap malam. Sebagian memilih berdiskusi di ruang tengah kantor, sebagian lagi menikmati kopi Nuansa di teras.
Malam itu, tiba-tiba suasana menjadi hening. Sorotan mata semua pengunjung kantor NMG mengarah ke mobil Mitsubishi Strada warna putih dari arah utara Ternate yang parkir tepat di depan kantor NMG. Salah seorang yang duduk di kursi kiri bagian depan mobil itu lebih dulu turun. Beberapa detik kemudian, pintu tengah terbuka. Pria yang malam itu mengenakan masker biru turun dan langsung mengucapkan salam. Ya, ia adalah Ikbal H. Djabid, SE. MM, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan Maluku Utara (Malut).

Kedatangan pria kelahiran Ngofakiaha, 31 Mei 1958 itu disambut CEO NMG, Irman Saleh. Empat Pemimpin Redaksi media di bawah NMG dan sejumlah pungunjung menyusul berjabat tangan dengan suami Nurbaya A. Rasyid itu. Sekira tiga menit saling sapa di teras kantor, Ikbal kemudian masuk ke ruangan CEO NMG. Setelah tiga jam ngobrol bersama dengan CEO NMG di ruangan, selanjutnya Ikbal berdiskusi dengan akademisi, politisi dan aktivis di ruangan tengah kantor NMG.
Nuansa Media Grup sengaja menghadirkan berbagai kalangan pada kunjungan anggota DPD RI tersebut, dengan tujuan Ikbal H. Djabid mendapat masukan dari beragam sudut pandang. Hadir dalam pertemuan malam itu politisi senior Helmi Umar Muchcin, Dr Aziz Hasyim, Dosen Ekonomi Pembangunan Unkhair, kandidat Doktor Hukum Abdul Kadir Bubu, Ketua Himpunan Psikologi (HIMPSI) Malut Syaiful Bahri, Sekretaris KNPI Malut M Ardiasyah, Dosen Sosiologi UMMU Yahya Alhaddad, Ketua KATAM Malut Muhlis Ibrahim dan sejumlah aktivis lingkungan.
Mengawali pembicaraan, Ikbal mengatakan, kehadirannya dalam pertemuan tersebut dalam rangka menerima kritik dan masukan. Apalagi, yang hadir di kantor NMG adalah orang-orang yang memiliki kapasitas di bidang masing-masing. “Kita harus banyak mendengar, tidak boleh banyak menerangkan. Kalau banyak mendengar, maka kita akan banyak dapat gambaran soal Maluku Utara,” jelasnya. Menyambut pernyataan anggota Komite IV DPD RI itu, praktisi hukum Abdul Kadir Bubu menuturkan, tidak sedikit warga di daerah ini yang menginginkan pertemuan non formal oleh wakil rakyat, termasuk anggota DPD RI. “Selama ini pertemuan reses yang dilakukan anggota DPR RI dan DPD RI kita itu terlalu formal, yang pada akhirnya masyarakat yang hadir tidak banyak memberikan masukan, lantaran kegiatannya didesain formal. Kalau pertemuan tidak begitu formal, maka orang-orang dengan leluasa untuk bicara,” sarannya.
Ia juga menyarankan Ikbal agar terus konsisten dengan sikapnya seperti sekarang, tidak elitis. Sebab, pejabat yang elitis, sudah tentu dijauhi masyarakat. Pejabat elitis hanya hadir di tengah-tengah masyarakat ketika bertepatan momentum pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah. “Terima kasih banyak atas masukannya yang luar biasa, pak Dade. Saya tidak akan berubah. Memang beginilah saya. Saya memang suka yang tidak formal. Saya senang berada di tengah-tengah masyarakat,” sahut Ikbal merespons pernyataan Abdul Kadir Bubu.
Dari sekian masukan yang diarahkan ke Ikbal, satu di antarannya, mantan Kepala Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Deyai, Provinsi Papua itu diharapan menyentuh hal-hal yang real, seperti lingkungan, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Jika perlu, Ikbal disarankan agar membentuk tim yang fokus pada penanganan lingkungan. “Masalah sampah misalnya. Soal sampah mesti kita seriusi. Bukan hanya di Ternate, tetapi juga di kabupaten/kota lainnya. Belum lagi terkait dengan limbah perusahaan dan lainnya, yang pada akhirnya mencemari lingkungan,” tambah Dr Aziz Hasyim menyarankan.
Selain itu, masukan dengan perspektif yang berbeda, datang dari beberapa dosen lainnya, termasuk menyangkut pendidikan dan kesehatan di Malut. untuk pendidikan, bagi para dosen tersebut, kualitas pendidikan di Malut masih jauh dari harapan. Butuh kesadaran tinggi serta sentuhan lebih untuk membenahinya, baik dari sisi mutu maupun infrastruktur. Pengambil kebijakan di tingkat daerah maunpun nasional, setidaknya lebih serius dan memiliki komitmen lebih untuk menaruh perhatian terhadap pembenahan pendidikan di Malut. Ikbal menyimak dengan serius masukan yang disampaikan kepada malam itu.
Pertemuan berlangsung satu jam lebih itu diisi dengan perbincangan seputar Malut. Ikbal H. Djabid berterima kasih sebelum pertemuan diakhiri. Ia mengaku mendapat begitu banyak masukan saat berdiskusi dengan akademisi, aktivis dan politisi di kantor NMG. “Ini pengalaman yang berharga bagi saya. Malam ini saya mendapatkan banyak masukan yang luar biasa. Terima kasih banyak atas masukannya. Ini akan menjadi bahan evaluasi saya untuk melangkah ke depan,” ujarnya.
Setelah berkunjung ke kantor NMG, Kamis (28/11), Ikbal H. Djabid bersilaturahmi dengan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Malut. Siang itu juga, ia lanjut bertandang ke Mapolda, bertemu dengan Kapolda dan jajarannya. Sekadar diketahui, sebelum melakukan kunjungan ke kantor NMG, kantor BPK dan Mapolda, selama dua pekan sebelumnya Ikbal H. Djabid turun reses ke sejumlah lokasi di Maluku Utara. Ini adalah reses pertamanya setelah dilantik sebagai anggota DPD RI pada 8 Oktober 2021. Ia menggantikan (PAW) Suryati Armaiyn yang meninggal dunia beberapa waktu lalu. (udi/rii)