TOBELO, NUANSA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Halmahera Utara (Halut) dan BKKBN Provinsi Maluku Utara (Malut) menggelar sosialisasi Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) di Hotel Astonia, Halmahera Utara, Rabu (9/3). Sebagaimana diketahui, sosialisasi tersebut bertujuan mendeteksi lebih awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kodisi calon pasangan pengantin.
Salah satu pencegahan yang disosialisasikan pada kegiatan tersebut adalah mengantisipasi stunting sejak dini. Ini termasuk dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif, serta pencapaian percepatan penurunan kondisi gagal tubuh pada anak (balita) akibat kekurangan gizi.
“Apabila tidak ada pencegahan awal, maka terjadi infeksi berulang, stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan,” jelas Kepala Bidang pada DP3AKB Halut, Enda Kawenggo.
Menurutnya, upaya pencegahan stunting dilakukan dengan menutup setiap ruang potensi risiko yang dapat mengakibatkan anak lahir gagal tubuh. Mulai dari fase remaja, catin, hamil, pasca persalinan hingga bayi, melalui kesehatan reproduksi, gizi, dan penyiapan kehidupan.
Enda menuturkan, Indonesia masih memiliki angka prevelensi stunting di atas standar yakni 20 persen. Karena itu, percepatan penurunan stunting menjadi prioritas pembangunan. Meskipun begitu, angka prevelensinya ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14 persen pada 2024 mendatang oleh pemerintah dengan melibatkan semua komponen Bangsa.
“Jadi prioritas pemerintah melakukan percepatan penurunan stunting ini telah diatur dalam peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021,” ungkapnya. Saat ini, dalam rangka percepatan penurunan stunting, BKKBN telah membangun aplikasi elsimil sebagai bentuk skrining kesehatan terhadap calon pengantin, ibu hamil, dan edukasi. “Serta mendeteksi resiko melahirkan anak stunting sejak calon pengantin yang dilakukan dengan melakukan skrining kesiapan.” ungkapnya mengakhiri. (fnc/ais)