TERNATE, NUANSA – Puluhan massa dari Aliansi Pemuda Adat Ternate menggelar aksi di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Ternate, Jumat (29/7). Massa yang datang menumpangi satu unit pickup dan kendaraan motor itu menyuarakan kasus dugaan korupsi anggaran Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2018. Selain berorasi, massa juga membawa spanduk yang tertulis ‘tetapkan M. Tauhid Soleman sebagai tersangka dan Kejari wajib periksa M. Tauhid Soleman’.
Dalam orasinya, para orator sempat menyentil penetapan tersangka terhadap mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Ternate, Sukarjan. Hasrillah, salah satu orator menegaskan, yang mesti bertanggungjawab penuh dalam kasus dugaan korupsi ini adalah M. Tauhid Soleman. Pasalnya, ketika itu ia menjabat Sekretaris Kota Ternate, Ketua TAPD Ternate, sekaligus Ketua Panitia lokal kegiatan Haornas.
Massa aksi menyayangkan ketika M. Tauhid Soleman yang sekarang menjabat Wali Kota Ternate itu seakan diperlakukan istimewa oleh penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Ternate. Massa aksi juga mengaku curiga ada ‘kompromi’ antara Kejari dengan M. Tauhid Soleman. “Kalau tidak ada begitu, lalu kenapa Sukarjan yang hanya Kadispora dan Sekretaris Panitia Haornas tapi ditetapkan tersangka. Sedangkan M. Tauhid Soleman yang saat itu menjabat Sekretaris Kota, Ketua TAPD dan Ketua Panitia Haornas tidak ditetapkan tersangka. Ini yang kami ingin tanyakan,” teriak Hasrillah dalam orasinya.
Pemuda adat Ternate juga menyesalkan bocornya surat dari Kesultanan Ternate yang ditujukan ke Kejari. Surat itu kini menyebar di media sosial. Pemuda adat Ternate menegaskan, hal itu berkaitan dengan martabat dan harga diri. Massa mencurigai ada oknum yang memainkan peran di balik kasus Haornas.
“Surat itu harusnya dirahasiakan, karena itu bersifat rahasia, bukan dipublikasi. Surat itu hanya meminta menangguhan, bukan intervensi. Kami merasa nama baik Kesultanan Ternate tercoreng,” tutupnya. Setelah berorasi, pemuda adat Ternate membubarkan diri dengan tertib. (gon/rii)