JAILOLO, NUANSA – Ardian Arifin, salah satu pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), menjalankan tugasnya dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-77 di Pemkab Halmahera Barat (Halbar) dengan perasaan campur aduk. Berhari-hari sebelumnya, hingga Rabu (17/8) Ardian menjalankan tugas, ibunya sudah menderita sakit ginjal.
Tepat pukul 10.00, Murni Din, ibunda tercinta Ardian menghembuskan napas terakhir di Desa Gamsungi, Kecamatan Ibu Selatan, Halmahera Barat. Ardian mendapat kabar duka itu usai menjalankan tugasnya sebagai Paskibraka. Pukul 11.00, Ardian dan panitia upacara HUT RI di Pemkab Halmahera Barat bertolak dari Jailolo menuju Desa Gamsungi.
Setelah bersama keluarga memakamkan ibunda tercinta, termasuk terakhir kalinya siswa SMA Negeri 1 Halmahera Barat itu melihat wajah ibunya, ia balik lagi ke Jailolo dalam keadaan sedih, demi menyelesaikan tugasnya dalam upacara penurunan bendera. Dalam perjalanan menuju Jailolo, Ardian sesekali menatap hampa. Airnya menetes membasahi pipinya.
Panitia HUT RI Halmahera Barat sempat memberikan toleransi ke Ardian agar tidak menyelesaikan tugasnya, tetapi ia mengaku masih kuat untuk mengikuti upacara penurunan bendera. “Saya harus selesaikan tugas. Saya tetap kuat dan semangat,” katanya dengan suara terbata-bata.
Kondisi yang dialami Ardian mendapat reaksi Bupati Halmahera Barat, James Uang. Politisi Partai Demokrat ini menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya ibunda tercinta Ardian. “Semoga Ardian dan ayahnya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan iman oleh tuhan yang kuasa. Kami juga sangat berterimakasih kepada Almarhumah atas partisipasi mendorong dan mendidik anaknya sehingga bisa menjadi anggota Paskibraka Halmahera Barat yang telah mengibarkan bendera dimomentum 17 Agustus saat ini. Semoga atas kejadian ini keluarga diberikan ketabahan iman, sehingga tidak terlalu larut dalam duka yang mendalam, tetapi harus bangkit dengan semangat di hari kemerdekaan 17 Agustus dengan keimanan pada Tuhan yang Maha esa. Bangkit dari duka cita menjadi sukacita,” ucapanya berharap.
Bupati juga menitipkan pesan kepada Ardian agar tetap semangat melanjutnya studinya hingga mewujudkan cita-citanya. Terpisah, Ketua Pengurus Purna Indonesia (PPI) Halbar Muhammad Syamsir Ali menambahkan, ia dan beberapa rekannya salut dengan ketabahan Ardian yang tetap mampu menyelesaikan tugasnya meski dalam keadaan duka.
“Walaupun kami dari pelatih juga sudah berikan toleransi agar dia fokus pada duka yang dialami, tetapi Ardian sampaikan bahwa dirinya masih kuat menjalankan tugasnya sampai pada upacara penurunan bendera, itu yang membuat kami dari pelatih dan juga pembina merasa sangat bangga. Semoga Ardian tetap menjadi anak yang sholeh dan membanggakan kedua orang tua,” harapnya mengakhiri. (adi/tan)