TERNATE, NUANSA – Kemajuan teknologi informasi membawa dampak pada pola kehidupan manusia, salah satunya adalah dalam hal keterhubungan atau interaksi antara satu dengan lainnya tanpa harus bersentuhan secara fisik. Layanan internet telah memberikan banyak peluang bagi pribadi masing-masing manusia maupun komunitas yang dibentuknya dengan sekedar biasa-biasa saja sebagai tren semata maupun untuk keperntingan bisnis dan peluang investasi lainnya. Pada konteks bidang bisnis ini maka, setiap pribadi manusia maupun komunitas selalu berusaha untuk memanfaatkan ketersediaan layanan internet termasuk media sosial untuk memperngaruhi orang agar menjadi sebagai pengikut yang sebanyak-banyaknya.
Setiap orang ataupun komunitas memiliki cara tersendiri untuk dapat mempengaruhi pihak lain dalam jumlah yang lebih banyak. Cara untuk mempengaruhi tersebut pula dilakukan dalam bentuk yang beragam oleh setiap prbadi maupun komunitas, yaitu personal branding yang kuat. Kekuatan sebuah branding sangatlah bergantung kepada komitmen dan konsistensi kita dalam melakukan sebuah bidang hobi atau pekerjaan tertentu. Karena konsistensi ini pula sehingga kita mudah dikenal sekaligus sebaagai pembeda dari pihak lain dengan profil tertentu, hal ini berlaku pada pribadi tertentu maupun pada komunitas tertentu pula.
Konsistensi dalam menyiapkan konten-konten menarik merupakan sebuah syarat utama untuk menciptakan branding itu sendiri. Jika adanya pengabaian atas hal ini maka dipastikan peluang untuk bertahan lama di media sosial menjadi sulit diwujudkan. Dengan demikian maka diperlukan upaya penyadaran, penyebarluasan pengetahuan serta strategi mempertahankan sebuah branding bagi komunitas itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai hal, sebagaimana yang saat ini dilakukan oleh manajemen project literasi digital provinsi Maluku Utara.
Transformasi digital yang semakin memberikan banyak pilihan fitur dan aplikasi yang memudahkan manusia untuk berkarya dan berkreativitas saat ini dipandang penting untuk dibekali pengetahuan, pemahaman dan kecakapan digital. Dalam kerangka inilah melalui kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sedang gencar mengkampanyekan Literasi Digital (Makin Cakap Digital) termasuk pula di provinsi Maluku Utara. Thamrin Ali Ibrahim selaku project manager Literasi Digital provinsi Maluku Utara mengatakan, managemen project yang dipimpinnya saat ini sedang gencar melakukan kampanye literasi digital (makin cakap digital) di kalangan komunitas-komunitas di provinsi Maluku Utara.
Berbagai kegiatan tersebut dilakukan baik secaara online maupun offline, baik melalui webinar maupun nonton bareng webinar yang memperbincangkan berbagai tema-tema menarik. Sebagaimana Talkshow yang akan digelar nanti bertajuk: Membangun Personal Branding Komunitas di Media Sosial yang dirangkaikan dengan acara Launching Smartphone Film Fest dan Pemutaran Film Perdana Kie Raha Project pada hari Sabtu, tanggal 27 Agustus 2022 pukul 19.30 WIT di benteng Oranje Ternate, pungkas Thamrin.
Kegiatan talkshow ini sendiri akan menghadirkan KH. Abdul Gani Kasuba (Gibernur Maluku Utara) serta para narasumber berkompeten lainnya yaitu konten kreator (Saya Khoko), Abdul Djalil Djayali, ST. M. Kom (Akademisi AIKOM Ternate), Dr. H. Rizal Marsaoly, SE, M.M (Kepala Balitbangda Kota Ternate). Launching Smartphone Film Festival yang akan digelar pada saat talkshow tersebut bukanlah diadakan tanpa alasan, menurut Thamrin bertujuan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan dari para sineas muda di Maluku Utara yang selama ini eksis untuk berkarya lebih maksimal dalam mengembangkan potensi dan kemampuan serta kapasitas life skill mereka dalam dunia perfilman, terutama dalam kaitannya dengan kampanye literasi digital (makin cakap digital).
Lanjut Thamrin yang juga mantan Ketua KNPI Malut ini bahwa gelaran festival yang akan dilaksanakan ini sangat tepat sebagai bentuk dari kampanye literasi digital (makin cakap digital) ditengah meningkatnya peran generasi muda dalam dunia perfilman di Maluku Utara saat ini. Hal ini juga dilakukan menurut Thamrin sebagai upaya dini membentuk generasi yang makin cakap digital dalam karya-karya perfilman. Hal ini disebabkan karena secara faktual, para komunitas milenial saat ini mampuh berkarya menghasilkan film yang bagus meskipun dengan sekedar menggunakan smartphone, sehingga hal ini diperlukan upaya dini dalam hal penyebarluasan pengetahuan, peningkatan pemahaman serta kesadaran untuk menjadi makin cakap digital dalam menghasilkan karya-karya filmnya.
Lanjut Thamrin bahwa tujuan lain dari kegiatan festival ini adalah mengedukasi masyarakat untuk memaksimalkan segala ketersediaan layanan aplikasi dan fitur pendukung pada smartphone pribadi masing-masing sehingga bernilai guna baik dapat menghasilkan karya terbaik mereka dan pada saat yang bersamaan juga mampuh berdampak secara ekonomi kalau potensi dan kemampuan dalam berkarya tersebut semakin mendapat ruang yang baik termasuk jika dilirik ataupun mampuh berkiprah dalam dunia industri perfilman. (rii)