TERNATE, NUANSA – Tidak dibayarnya tunjangan tambahan penghasilan (TTP) 900 petugas kesehatan di Rumah Sakit Chasan Boesoirie, mulai direspons publik. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Maluku Utara ambil bagian untuk menyikapi masalah tersebut. KAMMI mendesak Gubernur Maluku Utara mencopot Direksi dan Dewan Pengawas RS Chasan Boesoirie
Ketum PW KAMMI Maluku Utara, Rudi Ahmad mengatakan, permasalahan tersebut bukan terjadi baru kali ini, tetapi pada 2020 lalu, sudah terjadi masalah yang sama yaitu soal tunjangan kinerja. “Apalagi sekarang ini petugas kesehatan mengancam akan mogok kerja, apabila pihak RSUD tidak menyelesaikan seluruh tunggakan tersebut. pihak RS harus lunasi, supaya tidak terjadi masalah,” ujarnya menyarankan.
Rudi menyayangkan adanya permasalahan tersebut. Menurutnya, kelalaian ini bukan hanya tanggung jawab manajemen RS, tetapi juga pengawas Internal RSUD Chasan Boesoirie di Ternate. “Pihak manajemen RSUD dan satuan pengawas internal harus bertanggung jawab terhadap persoalan ini. Bukan sebaliknya memberikan isu, ancaman sejumlah pegawai bahkan akan dimutasikan,” tutur Rudi kepada Nuansa Media Grup (NMG), Selasa (30/8).
Bukan tidak mungkin, kata Rudi, bahwa masyarakat Maluku Utara, khususnya Kota Ternate akan menyesali jika mengetahui persoalan ini. Pasalnya, pada saat membutuhkan pelayanan kesehatan nantinya tidak maksimal atau tidak terlayani akibat dari persoalan ini.
Karena itu, dengan adanya persoalan tersebut, Pemerintah diminta bertindak tegas dengan menggantikan Pihak Manajemen RSUD dan satuan pengawas internal RSUD Chasan Boesoirie di Ternate. “Permasalahan ini telah membuat kesal. KAMMI minta pemerintah bertindak tegas, kalau perlu ganti Pihak manajemen RSUD dan satuan pengawas internal,” tegas Rudi.
Permasalahan ini, lanjut dia, tidak akan sebesar ini jika diselesaikan dengan baik. Oknum yang bertanggung jawab harusnya dievaluasi karena masalah ini terjadi juga di tahun sebelumnya. “Percuma bangun gedung yang banyak dan besar tapi banyak masalah dan ujung-ujungnya rakyat juga yang kena dampaknya,” kesalnya.
Karena itu, Rudi berharap kedepannya tidak ada lagi kejadian serupa di RSUD lain yang ada di Maluku Utara. “Kami berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak, untuk berhati-hati dalam menjalankan tugasnya, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” harapnya mengakhiri. (tan)