TERNATE, NUANSA – Mahasiswa di Kota Ternate kembali melakukan demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di kantor Wali Kota, Senin (12/9). Kali ini, jumlah massa jauh lebih banyak dari aparat yang disiagakan. Yang tergabung dalam aksi adalah Samurai Maluku Utara, LMND, Sekolah Kritis, Djaman dan mahasiswa Fakultas Teknis Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Para demonstran mengepung kantor Wali Kota sejak pagi jelang siang. Hingga berita ini ditayangkan, mahasiswa masih berada di depan kantor Wali Kota. Sayangnya, pada aksi tersebut massa tidak ditemui Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman. Pasalnya, orang nomor satu di Pemkot Ternate itu sudah terbang dari Ternate dengan pesawat Wings Air tujuan Manado, Sulawesi Utara, pada Senin (12/9) siang pukul 14.20. Kabarnya, Tauhid akan melanjutkan perjalanan dengan pesawat lain dari Manado. Sebelum menuju bandara Baabullah, Wali Kota lebih dulu mengikuti paripurna di gedung DPRD.
Setelah tahu kalau Wali Kota tidak berada di kantor, massa aksi sangat kecewa. Mereka akhirnya sempat merusak pintu pagar depan kantor Wali Kota. Situasi di lapangan, antara massa dan polisi mulai memanas.
Selain menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM, massa aksi sempat menyentil dugaan mafia izin usaha pertambangan (IUP) di Maluku Utara, masalah agrarian, reklamasi dan anjloknya harga kopra. Rahmat, salah satu orator menuturkan, naiknya harga BBM ini tentu menyingsarakan rakyat. Ini merupak taktik politik yang dimainkan elite negara. Dengan demikian, publik sudah pasti pesimis dengan kebijakan pemerintah pusat yang konon berpihak ke rakyat.
Selain itu, massa aksi juga menganggap bahwa pemerintah daerah juga tidak mampu mensejahterakan masyarakat. Ketika harga BBM naik, bagi mahasiswa, pemerintah daerah setidaknya melakukan terobosan tertentu dengan tujuan membantu meringankan beban masyarakat. Hingga berita ini ditayangkan, massa aksi masih berada di depan kantor Wali Kota. (udi/rii)