TERNATE, NUANSA – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu, bersama rombongan menyambangi Kedaton Kesultanan Ternate, Maluku Utara, Jumat (9/12). Syaikhu dan rombongan yang tiba di Kedaton Kesultanan dijamu secara adat.
Selain silaturahmi, Syaikhu juga tampak memberikan bantuan ke Kesultanan Ternate sebesar Rp 100 juta. Dana tersebut nantinya dipergunakan untuk kegiatan Kesultanan.
Meski begitu, Sultan Ternate Hidayatullah Sjah kelihatannya tidak berada di Kedaton Kesultanan. Menurut perangkat adat Kesultanan, Hidayatullah Sjah sedang berada di Yogyakarta. Sehingga itu, lawatan orang nomor satu di PKS ini hanya disambut perangkat adat.
Pada kesempatan itu, Syaikhu yang didampingi Ketua DPP Wilayah Indonesia Timur Muhammad Kasuba, Ketua DPW PKS Maluku Utara Is Suaib beserta rombongan, tampak berdiskusi santai di Pandopo Kedaton Kesultanan Ternate bersama dengan perangkat adat Kesultanan.
Syaikhu memberi pesan moral ke masyarakat Maluku Utara, bahwa adat se atoran adalah sistem yang harus terus dijaga, dirawat dan dilestarikan sebagai suatu aset bangsa yang sangat bernilai.
Secara semiotik, kunjungan dan bantuan dana ke Kedaton Kesultanan Ternate memberi tanda bahwa partai belambang padi dan bulan sabit itu menaruh harapan terhadap pelestarian adat istiadat, sehingga menjadi tata nilai dan juga modal bangsa.
Di hadapan perangkat adat Kesultanan, Syaikhu menitip pesan agar Sultan Ternate meluangkan waktu untuk menyambangi Kantor Staf Presiden (KSP) PKS di Jakarta.
“Kalau Sultan ke Jakarta, mampir ke Kantor Staf Presiden PKS, Sehingga kita bisa berdiskusi. Saya juga sangat bersyukur KSP PKS tidak pernah melakukan KLB. Jadi presidennya pergi ke sana sini tidak takut di kudeta,” kata Syaikhu.
Ia juga berharap pertemuan ini menjadi sebuah hari yang membahagiakan karena bisa bersilaturahmi. Selain itu, banyak titik-titik temu di antara mereka dalam memajukan Indonesia ke depannya secara umum, dan khususnya juga di Kesultanan Ternate.
“Kalau kita melihat sejarah panjang perjuangan, saya kira menjadi sebuah perjalanan yang patut menjadi inspirasi semangat-semangat dari pada leluhur kita,” tuturnya.
Lebih lanjut, Syaikhu berkata bahwa pada 1257 Kesultanan Ternate ini terbentuk dengan segala perjuangan dan kontribusi yang diberikan untuk NKRI. Sehingga itu, ia mengklaim simbol Kesultanan ini inspirasinya banyak dari nilai-nilai Al-Quran.
“Untuk itu, ada harapan dalam mewujudkan negeri ini menjadi negeri yang Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur. Tentu semua ini bukanlah sebuah isapan jempol. Ada sebuah harapan dari pada leluhur yang tentu menjadi kewajiban kita hari ini untuk berusaha semaksimal mungkin dalam mewujudkan cita-cita para leluhur kita,” katanya.
Lanjutnya, membangun sebuah peradaban ini sangat berat kalau dilakukan sendirian. Sebagai Presiden PKS, Syaikhu juga merasa berat jika berkontribusi untuk negeri ini hanya sendiri-sendiri.
“Walaupun mungkin belum selesai di masa kita, mudah-mudahan semangat ini akan diturunkan kepada generasi-generasi sesudah kita. Kalau untuk itu, Insya Allah kita optimis,” pungkasnya. (tan)