JAILOLO, NUANSA – Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Halmahera Barat, Djufri Muhamad, menyesalkan terjadinya kericuhan pada turnamen sepak bola Imanuel Cup I Desa Bukumaadu, Kecamatan Jailolo.
Djufri kepada wartawan mengaku, pihaknya tidak mengetahui adanya turnamen Imanuel Cup I yang diselenggarakan di Desa Bukumaadu hingga terjadinya kericuhan tersebut.
“Selaku Ketua Askab PSSI Halbar, dan seluruh pengurus memang tidak tahu bahwa adanya pertandingan sepak bola di Bukumaadu, tadi malam saya baca di media online baru saya kaget, ternyata ada pertandingan,” ujar Djufri, Sabtu (25/11).
Selain itu, Wakil Bupati Halbar ini menyesalkan atas tindakan panitia turnamen tersebut, karena turnamen ini dibuka tanpa diberitahukan kepada Ketua Askab dan pihak keamanan dalam hal ini kepolisian.
“Kita juga sesalkan pemerintah desa setempat yang membuka kegiatan tersebut tanpa melaporkan ke Askab maupun kepolisian,” kesalnya.
Mantan anggota DPRD tiga periode ini menambahkan, bahwa apabila ada turnamen yang digelar dan mendapatkan izin dari pihak kepolisian tentu ada rekomendasi dari Askab.
“Begitu juga sebaliknya, jika Askab mengeluarkan izin, kita (Askab) berkoordinasi dengan Polres dulu. Sayangnya, turnamen tanpa izin ini risikonya sudah menjadi tanggung jawab panitia di desa yang ceroboh dalam menggelar pertandingan tanpa mempertimbangkan faktor keamanan,” ujarnya.
Padahal, kata Dia, turnamen kecil-kecilan antar RT saja pihaknya mendapatkan laporan, karena turnamen yang digelar itu menghadirkan banyak orang.
“Jadi saya tidak tahu sama sekali. Pas tadi malam saya lihat ada berita pertandingan saya kaget, eh pertandingan di mana ini. Padahal level-level pertandingan kecil saja orang lapor di wakil,” tutupnya.
Sekedar diketahui, turnamen sepak bola Imanuel Cup I di Desa Bukumaadu, Kecamatan Jailolo, berakhir ricuh. Kericuhan itu terjadi di laga final antara tim Domato A dari Desa Domato melawan tim Muria FC dari Desa Tauro, Kecamatan Jailolo, Kamis (23/11).
Kejadian itu juga mengakibatkan pelatih dari tim Muria FC babak belur yang diduga dihajar massa hingga dilarikan ke RSUD Jailolo untuk mendapatkan pertolongan medis. (adi/tan)