Daerah  

Hadiri Peringatan Isra Miraj, Bupati Bicara Pemerataan Pembangunan Jalan di Halmahera Selatan

Hadiri Peringatan Isra Miraj, Bupati Bicara Pemerataan Pembangunan Jalan di Halmahera Selatan. (Istimewa)

LABUHA, NUANSA – Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, menegaskan saat ini pihaknya tengah mengupayakan pemerataan pembangunan jalan yang kerap dikeluhkan warga Halmahera Selatan.

Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Nurul Izzah, Desa Madapolo, Kecamatan Obi Utara, Jumat (9/2).

Alhamdulillah, pemerataan jalan terus saya upayakan hingga hari ini dan ke depan, khususnya untuk daerah-daerah yang belum tersentuh pembangunan jalan, dan untuk Desa Madapolo sudah dianggarkan tahun ini kita doakan untuk segera bisa ditenderkan,” ucap Bassam.

Kedatangan orang nomor satu di Pemkab Halsel itu disambut hangat warga setempat. Bupati pun mengucapkan rasa syukur dan bahagia atas penyambutan tersebut.

“Ini luar biasa semangat dari ibu-ibu majelis taklim, saya sudah diingatkan dari tahun 2023, kita berdoa mudah-mudahan selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menggelar kegiatan ini, semoga senantiasa kita dilimpahkan rezeki dari Allah SWT,” ujar Bassam.

“Desa Madapolo ini sangat istimewa, dekat di hati saya. Karena ini salah satu desa yang sering saya kunjungi selama menjabat sebagai wakil bupati hingga bupati saat ini,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu pula, Bassam menjelaskan bahwa Isra Miraj merupakan peristiwa yang didasari oleh kesedihan Nabi Muhammad SAW yang juga sering disebut dengan amul huzni.

“Nabi Muhammad SAW dikirim Allah untuk melakukan Isra Miraj untuk memberikan semangat usai sepeninggalan paman Nabi Muhammad SAW yaitu Abu Thalib serta isteri Muhammad SAW yaitu  Khadijah. Tidak hanya ditinggal oleh orang terkasih, namun juga mendapat perlakuan kasar atas penolakan saat Rasulullah melakukan dakwah pada penduduk Thaif,” jelasnya.

Perjalanan yang dialami oleh Rasulullah, lanjut Bassam, menjadi pelipur lara atas segala kesedihan. Ketika sebelumnya di bumi Rasul menerima cacian, hinaan, dan perilaku tidak baik, maka kini di langit Rasul menerima kemuliaan dari Allah SWT.

“Dari sinilah perintah salat lima waktu diturunkan. Saya harap momentum ini bisa dipetik hikmahnya dan diterapkan dalam kehidupan kita, dalam keseharian kita sebagai umatnya,” harapnya.

Bassam meyakini masyarakat Desa Madapolo, khususnya para orang tua mempunyai semangat yang luar biasa untuk mengajarkan anak-anaknya menjadi generasi penerus yang ber-akhlakul karimah.

Ia pun menukil sebuah hadis terkait tiga amalan yang tidak terputus pahalanya setelah manusia meninggal dunia. Amalan tersebut di antaranya sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh.

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kabid Pendapatan BPKAD, Kabid Bencana BPBD, Kabag Protokoler dan Komunikasi Pimpinan, Kasubag Protokoler, Unsur Forkopimcam Obi Utara dan Kepala Desa Madopolo beserta perangkatnya. (rul/tan)