Oleh: Subhan Hi. Ali Dodego
Pemerhati Pendidikan
_____
SETIAP tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia selalu memperingati hari kemerdekaan. Berbagai acara seremoni pun kerap kali kita temukan dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Indonesia merupakan bangsa yang pluralis sehingga ekspresi dalam menjemput dan memeriahkan hari kemerdekaan tentu berbeda-beda tetapi tujuannya sama yaitu mengisi kemerdekaan dengan riang gembira dan mengenang jasa para pahlawan bangsa.
Usia Indonesia sudah hampir satu abad. Kurang dari 21 tahun lagi maka genap 1 abad. Ini menunjukkan bahwa usia bangsa kita tidaklah muda lagi. Kalau diibaratkan usia manusia maka sudah pensiun, butuh bimbingan dan bantuan dari keluarganya.
Namun, di tengah terus bertambahnya usia Indonesia berbagai macam persoalan pelik bangsa selalu datang bertubi-tubi. Jika harus disebutkan permasalahan kompleks bangsa saat ini mulai dari permasalahan aspek penegakkan hukum, politik, ekonomi, pendidikan, radikalisme-terorisme, kemiskinan, krisis moral, budaya asing dan sebagainya. Deretan permasalahan ini tampak jelas di hadapan kita.
Pada titik inilah peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai macam permasalahan yang datang melanda. Reposisi pemuda dalam mengambil peran ini menunjukkan ikhtiar menghidupkan api sejarah perjuangan bangsa yang telah diperjuangkan mati-matian oleh para founding father (pendiri bangsa).
Jangan sampai spirit perjuangan para pendiri bangsa redup karena pemikiran para pemuda kita cenderung pragmatis dan apatis dalam melihat problematika keumatan dan kebangsaan. Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Di pundaknya terdapat tanggung jawab moral dan sosial. Sehingga, pemuda diharapkan menjadi lokomotif perubahan dalam masyarakat.
Bung Karno dan Bung Hatta adalah dua sosok pahlawan yang menjadi role model dalam denyut nadi perjuangan bangsa hingga meraih kata merdeka. Perlawanan bangsa kala itu dengan bermodalkan senjata tradisional atau yang kita kenal dengan istilah bambu runcing saja mereka dapat mengusir penjajah. Hari ini dunia sudah semakin modern dan alat persenjataan juga semakin maju sudah seharusnya pemikiran dan gerakan pemuda juga semakin modern dan maju.
Saat ini kita sebagai generasi muda adalah pewaris dalam mengisi dan menikmati kemerdekaan. Kita tidak merasakan secara langsung bagaimana mengangkat senjata untuk berperang melawan penjajah seperti yang dirasakan para pendiri bangsa. Kita patut bersyukur dengan eksistensi Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dari penjajahan bangsa asing.
Lantas apa yang harus dilakukan oleh pemuda hari ini dalam mengisi, merawat dan memajukkan bangsa Indonesia? Menurut hemat penulis yang dapat dilakukan oleh pemuda saat ini dengan jalan mengabdi dan menyumbang karya nyata. Harus diakui bahwa pendidikan Indonesia masih jauh dari kata maju. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa penelitian pendidikan Indonesia masih di bawah rata-rata, bahkan di Asia Tenggara pendidikan kita di bawah Singapura dan Malaysia. Pada titik ini pemuda harus mengambil peran dalam berkarya sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
Jika diturunkan dari konstruksi dasar pikir karya tersebut, pemuda dapat berkiprah dan berkarya dengan berbagai macam cara. Mulai dari mereposisi menjadi pemimpin di berbagai organisasi di kampus, cipayung, LSM, partai politik, lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif semuanya bertujuan mengabdikan diri untuk bangsa dan negara. Selanjutnya, melakukan penelitian ilmiah yang hasil risetnya dapat menjadi temuan baru untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Lebih jauh, untuk memajukan Indonesia pemuda harus tetap menjadi kontrol sosial. Pemuda merupakan agen perubahan dan kemajuan bangsa. Statemen ini tidak dapat dibantah oleh siapapun. Sebab, dalam konteks sejarah sudah dibuktikan perubahan hanya lahir di tangan pemuda progresif dan revolusioner. Di era ini tugas pemuda juga semakin kompleks, dia harus berhadapan dengan pemerintah untuk mengontrol kekuasaan dengan memberi kritik agar kekuasaan tidak timpang, rakus, otoriter dan korup. Sebagai konklusi, pemuda harus menjadi hati, telinga, dan mata masyarakat. Semoga! (*)