Oleh: Widiawati Yusuf
________________________
ARUS moderasi beragama kian gencar disosialisasikan di kalangan remaja. Mulai dari sosialisasi-sosialisasi sampai pada seminar-seminar yang dilakukan untuk membahas terkait moderasi beragama. Pada 11 September 2024 lalu, sebanyak 500 pelajar lintas agama dari Madrasah Aliyah dan SMA se-Kota Balikpapan mengikuti “Sosialisasi Moderasi Sejak Dini” yang bertajuk pada “Cinta Tuhan dengan Mencintai Indonesia”.
Sosialisasi tersebut dilakukan dengan tujuan agar para pelajar yang hadir dapat menjadi duta moderasi di sekolahnya masing-masing dan mampu menjelaskan kepada teman-temannya tentang pentingnya moderasi beragama. Program ini sangat gencar diarusi, dikarenakan moderasi beragama masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Mengenali Bahaya Moderasi Beragama
Moderasi beragama merupakan cara pandang dalam beragama secara moderat. Dimana kata “moderat” mulai dikenal luas pada masa abad pencerahan di Eropa, yang mengandung arti jalan tengah. Hal ini digagas ketika terjadi konflik antara kaum gereja yang menginginkan dominasi agama dalam kehidupan rakyat dengan kaum revolusioner yaitu kelompok filosof yang menginginkan penghapusan peran agama dalam kehidupan. Sikap ini lalu dikenal dengan pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme).
Jadi, moderasi beragama bukan lahir dari peradaban Islam. Dia lahir tatkala konflik berkepanjangan di Barat dan merupakan program settingan Barat untuk menyasar pemikiran generasi muslim, serta menanamkan paham agar mau menerima nilai-nilai barat (demokrasi dan HAM) juga tidak menentangnya. Saat ini, moderasi beragama dianggap sebagai solusi negara untuk mengatur tolorensi antar umat beragama. Sehingga hal ini terus dipropagandakan di tengah-tengah masyarakat, dengan dalih Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dan hanya bisa disatukan dengan cara saling menjaga dan menghormati yaitu melalui moderasi. Namun, yang terjadi adalah umat Islam diadu domba dan terpecah belah karena moderasi beragama ini. M
Moderasi Merusak Peran Generasi
Program moderasi beragama di sekolah sudah diluncurkan sejak 2016. Sehingga tak heran lagi, kalau beberapa tahun ke belakangan moderasi sangat diaruskan di dunia pendidikan. Mulai dari sekolah, pesantren sampai universitas. Bahkan, pemerintah dalam mencanangkan visi Indonesia Emas 2045 menjadikan moderasi beragama sebagai pemegang peranan penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
Jika ditelisik, pemerintah seharusnya fokus pada problematika krusial negeri ini. Seperti kemiskinan, kerusakan moral, sampai banyaknya kriminalitas dan kejahatan yang terjadi. Sedangkan konflik antarumat beragama adalah konflik horizontal yang terjadi sebagian kecil saja. Bahkan faktor penyebab dalam kasus kekerasan yang dilakukan pelajar bukanlah dilandasi karena SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), namun karena merebaknya budaya liberal yang menjadikan generasi muda bebas melakukan apapun. Tentu, hal yang perlu diselesaikan adalah apa yang menjadi masalah fundamental, bukan masalah cabang yang sejatinya dapat diselesaikan ketika akar persoalannya sudah beres. Moderasi agama nyatanya membentuk generasi yang tidak memahami Islam secara benar, generasi akhirnya takut memperdalam agamanya dan abai terhadap aturan Allah. Karena mereka dijebak oleh paham moderasi, yang menciptakan toleransi kebablasan.
Islam Solusi Generasi Emas
Generasi Emas hanya akan dicapai melalui Islam, karena generasi muslim akan disadarkan tatkala taraf berpikir mereka akan dibentuk dengan sebaik-baiknya melalui proses pendidikan yang mereka dapatkan. Pendidikan dalam dunia Islam sangat gemilang dan tentu saja menjadi arah penentu pendidikan saat ini. Generasi yang dibentuk dalam Islam menjadi generasi emas yang mencetak banyak sekali ilmuan terkenal.
Hal ini disebabkan karena negara Islam sangat memperhatikan segala tatanan lini kehidupan. Generasi yang memiliki pemikiran Islam, akan memahami dengan betul hakikat mereka diciptakan. Yaitu sebagai hamba Allah yang mengelola bumi dengan aturan-Nya dan akan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan Allah kelak. Sehingga apabila mereka menjadi pemimpin yang bertanggung jawab mengurusi umat, mereka akan amanah karena sangat takut berbuat zalim. Walhasil, generasi dengan pemikiran Islam Kaffah yang dibawa akan menciptakan Generasi Emas yang berwibawa. Wallahualam bissawab. (*)