DARUBA, NUANSA – Stok makanan dan minuman untuk pasien di RSUD Ir Soekarno Kabupaten Pulau Morotai habis. Akibatnya, pasien di rumah sakit setempat tak lagi diberikan asupan makanan sebagaimana mestinya.
Informasi yang diterima Nuansa Media Grup (NMG), bahwa pasien rawat inap di RSUD Ir Soekarno tidak mendapatkan makanan bergizi sejak Kamis (19/12).
“Itu sejak kemarin, rumah sakit sudah tidak ada stok makan, jadi pasien tidak dapat makanan untuk sementara waktu. Kalau penyediaan makanan ini biasanya tiga kali sehari,” kata salah satu petugas rumah sakit yang enggan disebut namanya, Jumat (20/12).
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Ir Soekarno, dr Intan Imelda Englebert Tan, mengaku bahwa stok makan minum di intalasi gizi sudah mulai mengalami kekosongan.
“Iya benar, bahwa stok makanan di rumah sakit ini menipis, kemarin saya sudah melaporkan ke pimpinan terkait ini. Saya juga sudah sampaikan SPM makan minum ke (BPKAD), tapi sampai sekarang belum ada realisasi dan sampe sore ini tidak ada,” ujar Intan.
Terkait itu, pihaknya telah menyampaikan ke Pj Bupati Morotai, Burnawan, agar bisa secepatnya memproses SPM yang sudah diajukan.
“Pak bupati sudah perintahkan ibu kaban keuangan untuk memproses, tapi sampai hari ini saya cek belum ada sama sekali progresnya. Yang kami takutkan besok sudah libur dan pasti tidak ada proses cair,” kata dia.
Untuk penyediaan stok gizi makan-minum pasien, kata Intan, RSUD sudah tak mengantongi anggaran. Sehingga, pihaknya tak bisa melakukan belanja bahan makanan tersebut.
“SPM itu sudah masuk dari bulan kemarin (November 2024), sampai sekarang belum realisasi. Saya sudah sampaikan ke ibu kaban keuangan, tapi beliau sudah blokir (di WhatsApp), jadi memang saya tidak bisa komunikasi, jadi saya langsung ke Pj bupati,” jelasnya.
“Saya juga sudah masukkan PAD tahun 2024 RSUD Ir Soekarno, saya setor PAD sebesar Rp1,5 miliar. Harapan saya, Rp1,5 miliar ini bisa mengakomodir SPM yang sudah kami masukan sebanyak Rp1,6 miliar dan ini termasuk makan minum pasien,” sambungnya.
Terpisah, Asisten I Setda Morotai, Muchlis Baay, mengatakan bahwa persoalan ini harus direspons secepatnya oleh BPKAD.
“Ini harus cepat diatasi karena stok makanan sudah menipis. Kami sudah berkoordinasi dengan pak bupati agar ditangani, pak bupati suruh minta buat SPM permintaan,” katanya.
“Makanya permintaan SPM yang harus diantisipasi, misalnya stok satu bulan, maka pertengahan bulan harus sudah bikin permintaan, supaya stok ada terus, dan pak bupati sudah perintah kaban keuangan,” pungkasnya. (ula/tan)