DARUBA, NUANSA – Puluhan bantuan perahu fiber untuk nelayan Kabupaten Pulau Morotai dibiarkan terbengkalai di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Hal ini baru mencuat setelah penggalan video yang diunggah salah satu akun Facebook “Inox Harinda” ke grup jual beli perahu nelayan Manado dan sekitarnya. Video itu viral dan memicu pertanyaan publik Morotai.
Dalam video berdurasi 56 detik itu, terlihat jelas puluhan perahu nelayan dengan tulisan “KM SKPT Morotai 2018” berserakan dan tampak tak terurus.
Kepala Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Morotai, Mahli Aweng, ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa puluhan perahu tersebut terjadi pembatalan kontrak lantaran terdapat beberapa hal yang tak dipenuhi.
“Terkait video ini perlu kami jelaskan bahwa kapal ini pengadaan tahun 2018. Pengadaan dilaksanakan di Minahasa dan saat itu terjadi pemutusan kontrak dan tidak dibayar oleh pihak pengguna anggaran KKP, yang disebabkan karena hasil pekerjaan pengadaan kapal tersebut tidak dapat memenuhi klausul kontrak diterima di lokasi (di Morotai),” ujar Mahli, Senin (6/1).
Dalam kontrak itu, menurut dia, mestinya kapal diterima di Pulau Morotai saat pekerjaan telah rampung 100 persen. Namun, hal itu tak dipenuhi oleh pihak pelaksana proyek dan kontrak kerjanya diputuskan dan tak lagi dibayar. Sehingga, puluhan perahu itu masih menjadi pihak pelaksana proyek saat itu.
“Jadi direktorat waktu itu melaksanakan pembangunan kapal kembali dengan pelaksana yang memenuhi klausul kontrak, yaitu dikatakan pekerjaan 100 persen jika kapal tersebut terima di Morotai. Dan itu dilaksanakan dan telah diserahkan pada tahun 2019 kepada koperasi yang dibentuk oleh Pemda Morotai waktu itu,” jelasnya.
Kemudian, terkait nilai pagu anggaran pengadaan puluhan perahu tersebut, Mahli mengaku tidak tahu.
“Kalau soal besaran anggaran saya tidak tahu, karena itu pengadaan ditender di pusat langsung (Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan),” akunya.
Terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Morotai, Yoppy Jutan, mengaku tidak mengetahui terkait puluhan perahu nelayan Morotai tersebut.
“Sebaiknya dicek dulu kebenarannya. Kita sedang konfirmasi dengan ketua koperasi penerima bantuan tahun 2018/2019 tersebut,” pungkasnya. (ula/tan)










