Daerah  

Kemenag Kirim Empat Dai ke Wilayah 3T Morotai

Empat dai yang dikirim ke wilayah 3T Morotai. (Istimewa)

DARUBA, NUANSA – Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan pengiriman 1.000 dai ke daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) dan wilayah perbatasan pada 2025. Di Maluku Utara, terdapat tiga orang dai lokal dan satu orang utusan dari pusat (koordinator pusat). Empat dai tersebut dikirim ke Kabupaten Pulau Morotai dan ditempatkan di tiga kecamatan selama Ramadan.

Para dai ini dikirim ke Desa Wayabula, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Desa Sangowo, Kecamatan Morotai Timur, dan Desa Bere-Bere, Kecamatan Morotai Utara. Mereka yang dikirim yaitu Ustaz Abdul Lathief, Ustaz Ardianto Ucu, Ustaz Ibnu Furqan dan Ustaz Subhan Hi Ali Dodego.

Para dai yang dikirim ke daerah 3T ini akan melakukan safari Ramadan di tiga kecamatan selama satu bulan mulai dari 28 Februari sampai 28 Maret 2025. Selain program itu, para dai juga akan melakukan pembinaan di TPQ, pembinaan ibu-ibu majelis taklim dan kegiatan-kegiatan keislaman lainnya.

Koordinator Dai Maluku Utara, Ustaz Abdul Lathief, mengatakan pengiriman dai ke daerah 3T yaitu daerah yang masuk kategori tertinggal, terdepan dan terluar merupakan program Kementerian Agama RI setiap tahun, khususnya pada bulan suci Ramadan.

“Saya diutus untuk menjadi koordinator di wilayah Maluku Utara, tepatnya di Kabupaten Pulau Morotai yang menjadi titik pusat dakwah. Karena Morotai masuk dalam kategori daerah 3T. Kami ditugaskan di Pulau Morotai selama sebulan mulai dari tanggal 28 Februari sampai 28 Maret 2025. Adapun lokasi dakwah dibagi dalam tiga kecamatan yaitu Kecamatan Morotai Utara, Morotai Timur dan Morotai Selatan Barat,” jelasnya, Sabtu (8/3).

Ia menjelaskan, selama safari Ramadan, pihaknya bekerja sama dengan para tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, para KUA, penyuluh agama dan di bawah arahan langsung Kanwil Provinsi dan Kemenag Kabupaten Pulau Morotai.

“Selama bulan suci Ramadan, kegiatan kami tidak hanya safari Ramadan, tapi juga melakukan pembinaan terhadap generasi muda, belajar di TPQ, pembinaan ibu-ibu majelis taklim. Untuk itu, kami berharap kehadiran kami dapat bermanfaat bagi masyarakat Pulau Morotai. Dan setelah kepulangan kami dari kegiatan dakwah dapat diteruskan oleh para generasi muda yang sudah kami lakukan pembinaan agar program yang sudah berjalan tidak mati,” imbuhnya.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kanwil provinsi, Kemenag Morotai, para KUA, penyuluh, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat Pulau Morotai atas kerja sama dan dukungannya selama kami berada di lokasi dakwah. Semoga segala ikhtiar kita dalam membina umat di bulan suci Ramadan ini dapat bernilai ibadah dan mendapatkan ridho dari Allah SWT,” tandasnya. (tan)