Opini  

Pengusaha Laut Bacan-Obi Rancang Mitigasi Risiko, Targetkan Transparansi dan Daya Saing

Oleh: Rindi Meyra
Mahasiswa Manajemen Universitas Khairun Ternate

________________________________

DI tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat akan transportasi laut yang aman, nyaman, dan profesional, pelaku usaha speed boat rute Bacan–Obi mulai mengambil langkah serius dengan menyusun strategi mitigasi risiko yang komprehensif. Langkah ini diambil menyusul berbagai tantangan internal yang dinilai semakin mengganggu keberlangsungan usaha, mulai dari manipulasi laporan pendapatan hingga rendahnya transparansi awak kapal dalam operasional harian.

Meskipun tersedia kapal kayu dan kapal penumpang berukuran besar, speed boat masih menjadi pilihan utama bagi banyak penumpang yang membutuhkan kecepatan dan fleksibilitas dalam perjalanan antara Pulau Bacan dan Pulau Obi. Dengan mobilitas penduduk yang tinggi—baik untuk urusan ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan—layanan transportasi ini memegang peran vital dalam kehidupan masyarakat. Namun sayangnya, praktik kerja yang tidak profesional di kalangan awak kapal kerap kali mencoreng kepercayaan publik terhadap layanan tersebut.

Masalah utama dalam operasional usaha ini terletak pada aspek manajemen internal, khususnya lemahnya sistem pengawasan dan kontrol terhadap aktivitas awak kapal. Ketidakjujuran dalam pelaporan pendapatan, pemborosan bahan bakar, serta penyimpangan rute menjadi tantangan serius yang berdampak langsung pada efisiensi dan kepercayaan pelanggan.

Strategi mitigasi risiko yang dirancang menekankan pentingnya penggunaan teknologi untuk memperkuat kontrol. Penerapan aplikasi pencatatan keuangan digital memungkinkan pemilik usaha memantau arus kas secara real-time, mengurangi peluang manipulasi, dan meningkatkan transparansi.

Selain itu, integrasi sistem pelacakan GPS dan pemantauan konsumsi bahan bakar dinilai mampu memastikan operasional yang efisien dan akuntabel. Teknologi ini mendukung verifikasi data perjalanan dan penggunaan sumber daya secara objektif.

Namun, teknologi saja tidak cukup. Penguatan budaya kerja berbasis etika dan tanggung jawab juga menjadi elemen kunci. Pelatihan rutin bagi awak kapal, pemberian insentif untuk perilaku jujur, serta pembinaan nilai-nilai profesionalisme perlu diterapkan secara konsisten untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Dalam rangka meningkatkan daya saing, inovasi layanan juga menjadi bagian dari strategi yang disusun. Sistem reservasi online, promosi digital, dan kerja sama dengan pelaku usaha lokal seperti penginapan dan agen wisata diyakini akan memperluas pasar serta meningkatkan kualitas layanan.

Transportasi laut lokal memiliki potensi besar jika dikelola secara profesional dan adaptif. Di wilayah kepulauan seperti Halmahera Selatan, layanan ini bukan hanya soal mobilitas, tetapi juga bagian dari wajah pelayanan publik dan pendorong ekonomi daerah.

Strategi mitigasi risiko yang dirancang diharapkan menjadi acuan bagi pelaku usaha lain di sektor serupa. Dengan manajemen yang lebih transparan, terkontrol, dan inovatif, layanan transportasi laut di Maluku Utara dapat menjawab harapan masyarakat akan sistem transportasi yang andal dan berkualitas. (*)

Catatan Redaksi: Tulisan ini disusun berdasarkan hasil kajian akademik di bidang manajemen dan belum pernah dipublikasikan di media mana pun.