Daerah  

Kepala DKP Akhirnya Bersuara soal Nasib Nelayan Tuna di Morotai

Jhon F Tiala. (Zunajar/NMG)

DARUBA, NUANSA – Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pulau Morotai, Jhon F Tiala, menanggapi nasib nelayan ikan tuna setempat. Para nelayan tuna saat ini belum pergi melaut, karena hasil tangkapan mereka tak mampu lagi ditampung oleh pihak perusahaan pembeli ikan dalam hal ini PT Harta Samudera.

Tibanya musim tangkap yang melimpah, mestinya menjadi harapan akan terpenuhinya sejumlah kebutuhan nelayan setempat. Namun, nasib baik itu nampaknya tak lagi berpihak kepada mereka, lantaran hasil tangkapan mereka tak bisa lagi dijual. Mereka mengaku, selama 10 hari pihak perusahaan belum bisa menerima ikan karena kapasitas penampungan yang sudah penuh.

“10 hari perusahaan belum terima ikan, jadi torang belum bisa melaut. Ikan-ikan yang ada di supplier saja sudah tidak bisa diantar (ke perusahaan) lagi,” ujar Amli, salah satu nelayan setempat, Senin (19/5).

Menanggapi hal itu, Jhon mengaku penumpukan ikan tuna di Morotai yang tak terdistribusi ini karena terkendala pada akses tol laut yang tidak masif.

Torang terkendala di tol laut juga berkurang, kemudian kesempatan untuk pengiriman juga terbatas,” ujarnya.

Pemkab Morotai tengah berkoordinasi dengan sejumlah investor pembeli ikan untuk dapat berinvestasi di Morotai. Langkah ini diambil agar nelayan tak hanya bergantung pada satu perusahaan pembeli ikan dalam hal ini PT Harta Samudera.

“Sementara ini ada kerja sama dengan Bitung, ada perusahaan ikan yang rencananya masuk di Sangowo. Dari Bitung itu sudah ketemu dengan pak wakil dan sudah lihat tempatnya dan memang dorang akan masuk di sini,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata dia, pihaknya telah melakukan pengecekkan sejumlah tempat penampungan ikan di Kecamatan Morotai Timur dan Morotai Utara.

“Tetapi, saat saya ke Sangowo dan Bere-bere itu koperasi-koperasi bahkan sejumlah pengusaha yang punya penampungan ikan itu saya suruh supaya diaktifkan. Sehingga mungkin sebagian ikan dari nelayan itu bisa dorang tampung di sana. Jadi tidak lagi semua harus terarah ke Harta Samudera, tapi ada pengusaha lain yang menampung ikan ya silakan,” pungkasnya. (ula/tan)