Opini  

Analisa Perang Israel Vs Iran, Tanda Meraih Kemenangan Palestina

Oleh: Ema Malina

_________________

BEBERAPA hari ini kita cukup dikagetkan dengan perang antara kedua negara,  yakni Israel dan Iran. Menurut Laporan Kementerian Kesehatan Iran, lebih dari 220 orang tewas akibat serangan Israel sejak Jumat (13/06/25). Sementara itu, Israel mengatakan serangan Iran telah menewaskan 24 orang. Serangan Israel ini telah menewaskan beberapa petinggi militer Iran, termasuk Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Hossein Salami. Ada pula beberapa ilmuwan nuklir Iran yang tewas, termasuk mantan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Fereydoon Abbasi. Iran mengatakan warga sipil, termasuk anak-anak, berada di antara korban tewas.

Iran pun membalas serangan dengan melancarkan Operation True Promise ke wilayah Yahudi pada malam yang sama dan berlanjut keesokan harinya. Hingga 20 Juni 2025, sekitar 400 rudal balistik dan drone diarahkan ke kota-kota besar Yahudi, yang menyebabkan 24 korban tewas dan ratusan luka-luka, meskipun sebagian besar berhasil dicegat sistem pertahanan udara Yahudi, yaitu Arrow dan Iron Dome.

Ketegangan dan permusuhan kedua negara ini memang bukanlah hal baru. Namun sudah berlangsung sejak lama. Di berbagai media telah melaporkan berbagai aspek yang yang mendorong zionis Israel menyerang Iran. Namun perlu ditelisik bahwa tujuan Israel memiliki niat terselubung yang perlu diketahui dari beberapa aspek yakni:

Pertama, Israel berusaha menghalangi Iran untuk memiliki senjata nuklir. Sebagaimana beberapa media telah mengabarkan terjadi serangan pada tanggal 13/06/2025 kemarin yang menyasar beberapa tempat di Iran, di antara serangan itu adalah tempat pembuatan, penelitian nuklir dan tempat pertemuan beberapa ilmuan yang dikabarkan terdiri dari 9 orang ilmuan yang tewas. Perlu diketahui bahwa salah satu hal yang menjadi momok ketakutan zionis Israel adalah keberadaan ilmuan ini. Sehingga memudahkan Iran dalam pembuatan senjata nuklir. Pada faktanya hanya beberapa negara yang memiliki senjata nuklir dan diketahui di timur tengah yang memiliki senjata itu hanya Israel. Sehingga ketika Iran ingin membangun kekuatan senjata nuklir, maka akan menghapus hegemoni Israel terhadap negara-negara di timur tengah.

Kedua, bahwa Israel mencoba memutus semua dukungan Iran ke Palestina. Perlu diketahui bahwa selama ini yang dominan membantu Palestina secara riil di lapangan yaitu Iran, yang secara terang-terangan membantu Palestina melalui persenjataan. Meskipun keinginan warga Palestina agar negara-negara timur tegah lainnya dapat membantu mereka, namun faktanya yang banyak membantu adalah Iran melalui proksi-proksinya.

Ketiga, adalah niat tersembunyi oleh zionis Israel ingin menggulingkan rezim Pemerintahan Iran di bawah kepemimpinan Ayatollah Ali Khmenei dengan menggantikan Dinasti Pahlavi sebelumnya, yang tercatat menguasai Negara Imperial Iran sejak tahun 1925 sampai tahun 1979 pada Revolusi Iran. Ini dapat terlihat beberapa kali Reza Pahlavi, putra mendiang shah Mohammad Reza Pahlavi yang digulingkan pada tahun 1979, bertempat di AS dan menjadi salah satu tokoh oposisi yang paling dikenal di luar negeri yang secara terbuka mendukung akan penggulingan rezim. Selain itu juga kelompok oposisi lainnya Mujahidin Rakyat Iran (MEK), yang dipimpin Maryam Rajavi, juga mendukung penggulingan rezim di salah satu pidato Parlemen Eropa Rajavi menyatakan “Rakyat Iran menginginkan penggulingan rezim ini”. Diketahui pula bahwa Rajavi mendukung bahkan mengusulkan Istilah “perjanjian Cyrus” sebagai simbol rekonsiliasi sejarah antara Iran dan Israel, yang merujuk pada Raja Persia kuno yang membebaskan orang Yahudi dari perlawanan Babilonia. Namun pada akhirnya Pahlavi tidak mendapatkan dukungan tersebut di Iran.

Tujuan keempat adalah upaya memecah belah Ummat Islam. Ini adalah agenda dari dulu sampai sekarang sudah menjadi lumrah di kalangan Ummat Islam, namun banyak kaum muslim yang seolah melupakan sehingga tergerus atas narasi Yahudi zionis laknatullah. Akhirnya kaum muslim termakan akan agenda besar Israel dan antek-anteknya. Ini dapat berupa framing dan narasi adu domba di media zionis Israel antara Sunni dan Syiah dan Fitnah yang ada di beberapa negara timur tengah yang jelas saling sikut untuk mengamankan kepentingan masing-masing negaranya.

Beberapa yang harus diingat bahwasanya ummat Islam haruslah mengetahui tujuan zionis Israel ini, agar dapat memilih mana kawan dan lawan sebagai musuh, terutama negara yang masih pro terhadap entitas zionis Israel dan AS yang secara terang-terangan membantu persenjataan ke Israel guna menggenosida Palestina.

Adapun kekalahan dan kecolongan zionis Israel terhadap kekuatan militan pejuang Palestina beberapa waktu telah membuka tabir bahwa betapa rapuhnya kekuatan zionis Israel, yang tentu dahulu dikenal dengan kekuatan persenjataan dan keamanan dalam menangkal serangan roket.

Kemenangan dengan menyatukan kekuatan

Kekejaman zionis Israel terhadap Palestina dan korban yang berjatuhan sebagaimana dilaporkan Kementerian Kesehatan Palestina tercatat korban jiwa akibat dari penyerangan zionis Israel ke jalur Gaza dari tanggal 7/11/2023 sudah mecapai 10.000-an lebih. Korban jiwa Palestina terbanyak berada di jalur Gaza 10.022 orang dan di tepi barat 147 orang. Selain dari itu, korban yang terluka 25.000 orang, kemudian sekitar 2.200 dilaporkan menghilang, di antaranya adalah anak-anak yang diperkirakan terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Dan korban semakin bertambah saat ini sebagaimana dilansir Gazamedia.net, jumlah korban meninggal lebih dari 56.000 di tengah perang Israel-Iran.

Serangan demi serangan yang telah dilancarkan hampir dua tahun ini, serta korban berjatuhan tersebut adalah upaya genosida dan pengusiran secara paksa warga Gaza Palestina atas tanah mereka sendiri .

Hal ini telah memberikan respons besar-besaran dan kecaman di seluruh dunia atas kekejaman zionis Israel terhadap warga Palestina. Sehingga banyak masyarakat dunia melaksanakan long march aksi bela Palestina di setiap negaranya masing-masing dan beberapa dari mereka secara sukarela datang di pintu Raffah, namun pada akhirnya dicegat juga. Disamping itu pemboikotan produk yang berafiliasi persenjataan zionis Israel dan bantuan donasi atas nama kemanusian untuk disumbangkan kepada warga Palestina berlangsung hingga saat ini.

Pro kontra dukungan Iran oleh beberapa pihak, namun jangan sampai kalah dengan Persatuan. Ummat Islam harus sadar bahwa yang menjadi ummat Islam yang tidak bersatu adalah karena akibat perpecahan dan persoalan perbedaan di tengah kaum muslim di seluruh dunia. Namun jika ditelisik, inilah tabir yang perlu dilihat bahwa narasi adu domba antara ummat Islam adalah agenda besar barat untuk melakukan perpecahan di tengah ummat Islam baik itu terjadi di timur tengah, apalagi kita di Indonesia. Sudah saatnya kita sadar bahwa satu-satunya solusi ummat kembali bersatu yakni dengan Islam dengan peradaban dengan seperangkat kekuatan militernya yang dipimpin oleh Khalifah pada satu kepemimpinan. Ini juga bahkan sudah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dan khalifah setelahnya merupakan contoh konkret ummat untuk bersatu.

Adapun dalam kasus Iran membangun kekuatan militer dan nuklirnya tanpa memperhitungkan tekanan negara-negara barat. Pada akhirnya bahwa Iran tidak bisa bekerja sendiri. Namun juga harus adanya persatuan ummat yang satu. Karena ummat Islam juga dibebani kewajiban untuk menjadikan negaranya sebagai negara terkuat. Jika ada senjata nuklir, ummat Islam harus mengejar itu sampai musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kaum muslim takut.

Ini sebagaimana firman Allah Taala dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 60 yang artinya, “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya”.

Dalam sejarahnya, ummat Islam memiliki kekuatan militer dan persenjataan yang kuat dan canggih yang digunakan untuk membela diri ataupun kewajiban menyebar dakwah dengan jihad demi keamanan masyarakat ummat Islam. Namun menjadi penting bagi negeri-negeri kaum muslim agar bersatu akan kekuatan itu adalah persatuan ummat Islam tegak pada satu kepimpinan yang berdiri atas akidah Islam.

Persatuan umat Islam sangat dibutuhkan agar bisa menyatukan kekuatan untuk menghadapi kekuatan besar Amerika Serikat yang menjadi pelindung Yahudi. Kekuatan itulah yang akan mampu membebaskan Palestina dan menghancurkan keberadaan penjajah Yahudi yang menjadi sumber masalah di Palestina.

Persatuan itu haruslah dipimpin oleh seorang pemimpin yang bisa menyatukan rakyat dengan ideologi yang benar, yaitu Islam. Masyarakat cinta pada pemimpin tersebut, dan pemimpin itu mengelola masyarakat dengan visi dan misi yang benar dengan seperangkat kekuatan militer dan persenjataan yang kuat. Dialah khalifah yang akan memimpin hanya dengan Islam.

Ini juga merupakan fikrah dan tariqah Rasulullah SAW yang ditempuh khalifah-khalifah dahulu untuk meraih kepemimpinan dengan kekuatan penuh atas bisaroh/kabar gembira dari Rasulullah SAW “Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu” (HR. Muslim). Terbukti sejarah Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad al-Fatih.

Khalifah pun akan memimpin pasukan untuk melawan orang-orang Yahudi sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ”Hari kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslim memerangi Yahudi. Kaum Yahudi akan bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata, ’Wahai muslim, wahai hamba Allah, ada seorang Yahudi di belakangku, datanglah dan bunuhlah dia,’ kecuali pohon gharqad karena pohon itu termasuk pohon kaum Yahudi.” (HR. Muslim).

Konflik Iran-Yahudi hendaknya bisa menjadi pemantik bagi kaum muslim di seluruh dunia untuk berjuang sekuat tenaga menegakkan sistem kepemimpinan Islam dengan gigih dan tanpa lelah. Kaum muslim harus berjuang untuk bisa mengembalikan kejayaannya sebagai negara super power seperti yang terjadi pada masa-masa sebelumnya (Khulafarrasidin, Bani Ummayah, Bani Abbasiyah dan Utsmaniyah), sehingga mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di timur tengah dan wilayah-wilayah lainnya yang terzalimi.

Tatanan dunia yang berlandaskan Islam sajalah yang akan menebarkan kebaikan-kebaikan di tengah umat manusia. Bukan AS, Rusia, ataupun Cina, tetapi umat Islam. Allah SWT berfirman yang artinya, ”Dan pada hari kemenangan itu bergembiralah orang-orang mukmin karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (QS Ar-Rum [30]: 4).  Wallahu a’alam bissawab. (*)