Oleh: Iffah
_____________________
Fakta Palestina Hari Ini
LEBIH dari 7 dekade hingga saat ini konflik Palestina kian bergejolak dan masih menjadi sasaran genosida oleh penjajah Zionis Yahudi, seperti yang dilansir dari Beritasatu.com (Rabu, 4 Juni 2025) bahwa otoritas militer Israel mengeluarkan larangan bagi warga Palestina di Jalur Gaza untuk mendekati pusat-pusat distribusi bantuan karena dianggap zona konflik. Zionis Yahudi hanya mengizinkan masuknya bantuan pangan melalui empat titik distribusi yang dikelola oleh lembaga Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang dikelola oleh Amerika Serikat (AS) dan Zionis Yahudi itu sendiri. Namun distribusi pangan itu menjadi pembantaian massal yang menyebabkan 102 kematian dan mencederai 490 warga lainnya.
Zionis juga menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh generasi Palestina secara perlahan-lahan. Bahkan di hari raya pun serangan tak berkurang. Perlakuan kejam, tak berperikemanusiaan dan tanpa ampun ini menegaskan bahwa yang dihadapi rakyat Palestina bukanlah hanya sekadar penjajahan, melainkan proyek pemusnahan manusia yang terus dibiarkan oleh dunia.
Matinya Kemanusiaan para Pemimpin Dunia Islam
Miris dan sungguh sangat disayangkan, di saat girah perjuangan yang menggelora ada pada diri umat berkebalikan dengan para pemimpinnya yang justru bungkam atas genosida yang dialami oleh saudara kita di Palestina dan hanya sekadar kecaman tanpa makna alias omdo (omong doang) tanpa aksi yang nyata.
Tak satu pun pemimpin negeri muslim yang mampu menjawab jeritan rakyat Palestina, mereka bahkan tidak berani untuk mengirim pasukan militernya untuk membantu saudara-saudara yang ada di sana. Mereka diam meski rasa kemanusiaan terkoyak, padahal rasa itu adalah fitrah bagi setiap manusia.
Tumpulnya fitrah ini sejatinya akibat dari penerapan sistem kapitalisme sekuler global yang mampu mempengaruhi setiap arah kebijakan yang ada di dunia. Sistem ini menempatkan materi dan dominasi kekuasaan di atas nilai-nilai kemanusiaan sehingga keadilan tak lebih dari alat untuk tawar-menawar serta kepedulian hanya berlaku jika terdapat kepentingan di dalamnya. Ditambah lagi sekat-sekat nasionalisme yang berakar dari sistem kapitalisme sekuler sehingga menciptakan nation state dan rasa individualistik yang terpampang nyata pada diri kaum muslim.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sistem kapitalisme bukan hanya menciptakan ketimpangan, melainkan juga menjadi mesin pembunuh bagi kaum muslim di segala penjuru dunia. Palestina hanyalah satu dari sekian banyaknya luka yang dibiarkan terus menganga. Padahal dalam Islam telah ditegaskan bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa tidak peduli terhadap urusan kaum muslimin, maka ia bukan bagian dari mereka.” (HR. Thabrani)
Jihad, Solusi bagi Pembebasan Palestina
Jihad merupakan solusi tuntas bagi persoalan umat muslim saat ini termasuk genosida di Palestina. Sebagaimana dalam kitab Asy-Syakhshiyah al-Islam (Kepribadian Islam) yang ditulis oleh Syekh Taqiyuddin an-Nabhani rahimullah pada jilid II hlm. 257 menjelaskan bahwa jihad adalah kewajiban yang mutlak. Hal ini berdasarkan firman Allah Taala, “Diwajibkan atas kalian berperang” (QS Al-Baqarah [2]:216). Dengan sistem yang diterapkan hari ini dimana tolak ukur kehidupan adalah materi, sikap yang individualis, agama hanya sebatas ibadah spiritual dan segala aturan diabaikan begitu saja tidak mungkin untuk menyerukan jihad, apalagi para pemimpin dunia Islam malah bergandengan tangan dengan para Zionis Yahudi laknatullah.
Jihad tidak mungkin terwujud tanpa adanya seruan dari negara (khilafah). Oleh karena itu, umat harus berjuang menegakkan khilafah yang akan menyatukan kekuatan kaum muslimin dalam satu kepemimpinan yang akan benar-benar membela agama dan umat. Upaya untuk menegakkan khilafah membutuhkan kepemimpinan jamaah dakwah ideologis yang konsisten menyerukan tegaknya khilafah, sebagaimana dalam firman-Nya “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang orang yang beruntung”.
Kelompok jamaah ini akan membangun kesadaran umat dan menunjukan jalan kesadaran bagi umat. Umat sudah seharusnya menjawab seruan jemaah dakwah Islam ideologis dan berjuang bersama menjemput pertolongan Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.’ (QS Al-Baqarah [2]:214). Wallahu’alam bishawab. (*)