Oleh: Khadijah Asy Syarifah
____________________
PALESTINA sampai detik ini masih terus dibombardir oleh Israel, bahkan kondisinya semakin buruk dan memprihatinkan. Data Kementerian Kesehatan Gaza dilansir dari Al Jazeera, Sabtu 5 juli 2025. Korban tewas di Gaza tembus 57.338 jiwa dan luka-luka 135.957 orang, dengan ribuan korban lainnya terkubur di bawah reruntuhan akibat agresi militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
Saudara kita sesama muslim di Palestina terus berduka entah sampai kapan. Tanah mereka dirampas oleh zionis dan nyawa mereka pun dihabisi. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Lebih perih lagi saat kita menyadari bahwa genosida brutal ini terjadi akibat pengkhianatan saudara muslim mereka, yaitu para penguasa muslim.
Adanya sekat nasionalisme dan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat yang merupakan tuan dari zionis membuat para penguasa negeri-negeri muslim tidak mampu menghentikan tindakan keji dan kebiadaban Israel.
Dorongan sebagian penguasa muslim termasuk Indonesia untuk menekan zionis menerima solusi dua negara adalah solusi untuk membodoh-bodohi umat dan sangat absurd. Solusi dua negara yang terus dipromosikan PBB, menjadi alat untuk menenangkan dunia Arab sambil memastikan Israel tetap menjadi sekutu setia barat. Namun hampir delapan dekade, keadilan yang dijanjikan untuk Palestina tak kunjung nyata, menunjukkan bahwa solusi ini lebih melayani kepentingan barat.
Zionis dan AS sampai kapan pun tidak akan menerima Palestina merdeka dengan kemerdekaan penuh. Begitu pun warga Palestina yang tulus dan lurus. Mereka tidak mungkin menerima ada sejengkal pun tanah kaum muslimin diberikan kepada penjajah. Mereka tidak mungkin mau mengkhianati perjanjian Umariyah dan pengorbanan para syuhada yang sudah mempertahankan tanah Palestina dengan nyawa mereka. Artinya pembantaian akan terus terjadi dan perlawanan juga tidak akan pernah surut.
Umat Islam harus fokus dan percaya bahwa solusi masalah Gaza dan Palestina adalah kehadiran Khilafah yang akan mengomando jihad. Umat tidak boleh terdistrak oleh opini bahwa seruan ini berarti rida rakyat Gaza terus dibantai. Umat harus ingat bahwa seruan solusi dua negara sudah dinarasikan sejak dulu, dan sepanjang itu pula pembantaian terus terjadi.
Pembantaian di Gaza harusnya menjadi momen bangkitnya kesadaran umat bahwa berharap pada solusi Barat justru menjauhkan pada solusi hakiki. Solusi hakiki adalah menghadirkan Khilafah sebagai warisan nabi yang terbukti telah menjadi penjaga umat dan telah membawa umat kepada kebangkitan hakiki.
Umat harus mendukung dan segera terjun bergerak dalam perjuangan menegakkan Khilafah bersama kelompok dakwah ideologis. Ini adalah bukti keseriusan kita menolong Gaza-Palestina, dan juga mengangkat umat yang lainnya dari kehinaan akibat hidup dalam naungan sistem sekuler kapitalisme. (*)