Kota Ternate Komitmen Lestarikan Lingkungan Lewat Program Eco Bhinneka Muhammadiyah

TERNATE, NUANSA — Dalam upaya memperkuat pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Kota Ternate kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui program Eco Bhinneka Muhammadiyah. Kegiatan yang berlangsung di Kelurahan Sulamadaha, Kecamatan Ternate Barat, Senin (25/8) ini melibatkan pemuda dan perempuan lintas iman sebagai aktor utama pengelolaan sampah dan produksi kompos berbasis masyarakat.

Program ini bertujuan untuk mengevaluasi serta memperdalam praktik pengelolaan sampah di Dusun Tabanga, serta meningkatkan kapasitas warga, khususnya perempuan dan pemuda dalam menciptakan solusi ekonomi dari isu lingkungan.

“Apa yang kita lakukan mungkin terlihat sederhana, tetapi sesunguhnya sangat berarti, kita sedang menanam benih kebaikan merawat keberagaman dan menjaga lingkungan agar tetap lestari” ujar tokoh agama, Nooryanti Tarussy.

Sementara itu, Lurah Sulamadaha, Buang M Zen, menambahkan ini adalah bukti bahwa hidup berdampingan itu merupakan suatu rahmat yang patut disyukuri. Selain itu, meski terdapat perbedaan secara keyakinan, tetapi memiliki tujuan yang mulia.

“Kegiatan Eco Bhinneka Muhammadiyah yang dilaksanakan pada hari ini merupakan bukti nyata bagaimana pemuda dan pemudi dengan semangat persaudaraan yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam, meski berbeda-beda tetapi senantiasa kita dalam tujuan yang mulia, yakni membangun negeri ini dengan baik dan bermanfaat,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Regional Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Maluku Utara, Usman Mansur, mengaku Dusun Tabanga memiliki potensi besar dalam pengelolaan lingkungan. Sehingga itu, melalui pemberdayaan komunitas lintas iman, pihaknya ingin membangun sinergi sosial yang kuat dan berdampak langsung bagi lingkungan sekitar.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Pertanian Kota Ternate dan TP PKK Kota Ternate, serta diikuti oleh 35 peserta dari berbagai komunitas dan organisasi, termasuk pelajar, tokoh agama, dan aktivis lingkungan.

Selain pelatihan pembuatan pupuk kompos dan daur ulang sampah, peserta juga mendapatkan materi praktik pemanfaatan lubang biopori dan pembentukan bank sampah di tingkat kelurahan. Seluruh rangkaian kegiatan dipandu oleh fasilitator dan didokumentasikan untuk menjadi bahan edukasi berkelanjutan.

Pertanian hemat lahan dan sumber daya air yang efisien, pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan berkualitas tinggi karena nutrisi yang optimal, serta hasil panen yang bisa lebih berkelanjutan dan tidak bergantung pada musim.

“Dengan kita membuat pupuk kompos dan hidroponik ini akan dapat mengurangi sampah untuk sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA), saya berbicara ini hanya berdasarkan pengalaman saya sendiri,” ungkap Suharno.

Hal serupa juga disampaikan oleh PKK Kota Ternate terkait memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui berbagai program, dengan peran sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, dan penggerak di berbagai jenjang pemerintahan.

“Kita terus mengampanyekan agar masyarakat membuang sampah pada tempatnya, kami tidak akan berhenti dan tiap hari kami selalu menyuarakan tentang pentingnya buang sampah dan pilah sampah, salah satu program kami itu ‘ayo pilah sampah dari rumah’,” ungkap Ayu.

Melalui kegiatan ini, program Eco Bhinneka Muhammadiyah menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keberagaman dan kelestarian lingkungan. Dengan mengedepankan nilai gotong royong dan inklusivitas. Gerakan ini diharapkan meluas ke seluruh wilayah Maluku Utara. (tan)