google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Aksi Demo di Kawasi Dianggap Tidak Relevan, Warga: Listrik Sudah Disediakan Perusahaan

Yunince, salah satu warga yang telah menempati hunian di permukiman baru Desa Kawasi.

NUANSA, LABUHA – Aksi unjuk rasa menuntut akses listrik dan air bersih di Desa Kawasi, Pulau Obi, Halmahera Selatan, yang digagas oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dinilai tidak relevan oleh warga yang telah menempati permukiman baru.

Menurut Yunince, salah satu warga permukiman baru Kawasi, masalah listrik justru muncul akibat adanya sambungan liar dan ketidaktertiban instalasi, bukan karena kurangnya komitmen dari perusahaan.

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

“Mereka bilang perusahaan tidak kasih sambungan listrik, padahal banyak sambungan listrik yang tidak sesuai aturan. Logikanya, setelah sebagian warga pindah ke permukiman baru, harusnya fasilitasnya mampu menyuplai dengan baik. Karena itu, tuntutan mereka itu tidak masuk akal,” tegas Yunince.

Yunince menduga kondisi di permukiman lama sengaja digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang pemerintah dan perusahaan, padahal fasilitas hunian yang disediakan di permukiman baru jauh lebih layak.

Yunince memberikan kesaksian kontras mengenai fasilitas yang dinikmatinya di area permukiman baru.

“Di sini air dan listrik lancar, 24 jam penuh. Lingkungannya juga nyaman. Kalau hujan tidak becek, kalau panas tidak berdebu. Di rumah lama saya tidak pakai AC, tapi di sini sampai pasang tiga AC,” ungkapnya, menunjukkan peningkatan kualitas hidup yang signifikan berkat penyediaan fasilitas yang layak.

Pernyataan Yunince diperkuat oleh keterangan dari seorang tokoh masyarakat asli kelahiran Desa Kawasi yang namanya enggan disebutkan. Tokoh ini membenarkan bahwa gangguan listrik belakangan ini dipicu oleh insiden kebakaran yang timbul dari pemasangan kabel yang tidak tertib dan di luar standar yang telah ditetapkan, serta kurangnya kesadaran warga dalam merawat fasilitas.

“Selama ini, perusahaan selalu menyediakan fasilitas listrik ke Desa Kawasi. Sayangnya, masyarakat kita sendiri yang tidak merawat fasilitasnya,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tidak tertibnya penggunaan listrik sampai pada praktik menjual kembali listrik yang sudah dialiri melalui bantuan perusahaan.

Sebelum insiden terjadi, Harita Nickel telah menyediakan pasokan listrik yang cukup besar, mencapai 250 kWh ditambah 100 kWh, yang disuplai melalui dua unit genset utama. Meskipun genset lama mengalami kerusakan, perusahaan telah berupaya menyediakan pasokan cadangan dari fasilitas lain dengan kapasitas yang lebih tinggi.

Saat ini, pihak perusahaan dan masyarakat tengah berkoordinasi untuk menertibkan seluruh instalasi listrik demi mencegah insiden serupa dan memastikan pasokan listrik Desa Kawasi kembali normal dan stabil. Tokoh masyarakat tersebut mengajak warga untuk melihat upaya perusahaan dan terus memberikan dukungan agar tujuan bersama tercapai. (red)

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Exit mobile version