SOFIFI, NUANSA – Kota Sofifi menjadi pusat perhatian dengan digelarnya festival lomba qasidah rebana klasik dan bintang vokalis yang mempertemukan sekitar 300 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Maluku Utara. Acara tahunan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Muslimat NU Maluku Utara, diselenggarakan selama tiga hari dengan total hadiah Rp400 juta. Kegiatan Festival Qasidah ini bertempat di Alun-alun Kota Sofifi, Kamis (27/11).
Dalam sambutannya, Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, mengapresiasi kerja keras seluruh panitia dan peserta yang telah menyukseskan acara ini. Sherly menekankan bahwa festival ini bukan sekadar ajang lomba biasa, melainkan sebuah multi-efek untuk mencari dan menggali bakat-bakat tersembunyi, khususnya di kalangan muslimat NU di Provinsi Maluku Utara.
“Kenapa qasidah? Karena saya senang melihat ibu-ibu semua mendapatkan panggung untuk mengekspresikan kemampuan diri masing-masing,” ujarnya.
Sherly juga menyoroti pentingnya seni yang menenangkan, mengingatkan tentang adab, kesyukuran, dan kebaikan. Bagi Pemerintah Provinsi Maluku Utara, pembangunan tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik seperti jalan, tetapi juga pembangunan jiwa masyarakat, kebudayaan, peradaban, seni, silaturahmi, dan rasa saling menyayangi.
Terkait penilaian, Sherly meminta para juri nasional untuk memberikan penilaian yang objektif dan terbaik, mengingat kualitas suara peserta didukung oleh sound system suara terbaik di Maluku Utara.
Untuk tahun depan, Sherly menjanjikan fasilitas yang lebih baik dengan tenda yang lebih luas dan dilengkapi AC, karena kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan. Pemenang lomba qasidah klasik ini akan mendapatkan kesempatan istimewa untuk mewakili Maluku Utara di ajang tingkat nasional, dengan seluruh biaya ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Sherly juga mengapresiasi peran Muslimat NU yang selama ini dinilai telah menjaga ruang-ruang kebaikan, memberdayakan perempuan, dan berperan aktif dalam menjaga akhlak keluarga.
Selain itu, Sherly juga berharap Muslimat NU dan Tim Penggerak PKK Provinsi Malut dapat mengikuti pelatihan untuk menjadi paralegal. Tujuannya adalah untuk membantu memediasi warga yang membutuhkan pengetahuan tentang hukum serta memberikan bantuan non-mitigasi hukum di tingkat desa dan kelurahan.
“Semoga kerja kita selalu seimbang, fisiknya maju tapi hatinya tetap teguh, provinsinya berkembang tetapi warganya tetap rukun,” tutupnya.
Acara pembukaan turut dihadiri oleh, para juri qasidah nasional, Ketua TP PKK Malut Rusni Sarbin, Ketua Tanffidziah NU Maluku Utara, para dewan pakar Muslimat NU, pimpinan OPD, perwakilan kontingen peserta dari berbagai kabupaten/kota, serta warga masyarakat Kota Sofifi. (tan)










