Perkuat Profesionalisme Sepak Bola, KONI-Askab PSSI Halbar Serahkan Lisensi Wasit dan Pelatih

Ketua KONI Halbar, James Uang, menyerahkan sertifikat lisensi wasit dan pelatih. (Haryadi/NMG)

JAILOLO, NUANSA – Upaya meningkatkan kualitas olahraga di Kabupaten Halmahera Barat terus dipacu. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Halbar, James Uang, bersama Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Halbar, Djufri Muhamad, secara resmi menyerahkan lisensi kepada para wasit dan pelatih sepak bola setempat di Aula Baikole Kantor Bupati Halbar, Selasa (16/12).

Langkah ini diambil untuk memastikan ekosistem sepak bola di Halmahera Barat berjalan lebih profesional dan mampu melahirkan atlet-atlet berprestasi hingga tingkat internasional.

Ketua KONI Halbar, James Uang, dalam sambutannya menekankan pentingnya profesionalitas bagi pemegang lisensi. Ia berharap pemberian lisensi ini menjadi titik balik bagi pertumbuhan sepak bola di Halbar.

“KONI memiliki tanggung jawab besar untuk mendorong pengembangan seluruh cabang olahraga, bukan hanya sepak bola. Kita ingin atlet-atlet Halmahera Barat semakin profesional dan mampu bersaing di ajang daerah, nasional, hingga internasional,” ujar James.

James juga menggarisbawahi pentingnya sinergitas antara KONI dan pengurus daerah PSSI. Menurutnya, kesuksesan olahraga di daerah tidak mungkin tercapai tanpa kerja sama yang solid antarorganisasi.

Senada dengan hal tersebut, Wakil Bupati sekaligus Ketua Askab PSSI Halbar, Djufri Muhamad, menjelaskan bahwa para pelatih kini telah mengantongi sertifikat resmi yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Sementara untuk wasit, lisensi ditandatangani oleh Ketua PSSI Maluku Utara, Edi Langkara.

Djufri mendorong para pelatih pemegang lisensi D untuk segera membentuk Sekolah Sepak Bola (SSB) di wilayah masing-masing. Langkah ini dinilai strategis untuk membina bakat sejak dini sekaligus meminimalisir kenakalan remaja.

“Dengan adanya SSB, anak-anak memiliki aktivitas positif di lapangan. Hal ini bisa menghindarkan mereka dari pengaruh buruk seperti merokok, minuman keras, hirup lem aibon, hingga narkoba,” tegas Djufri.

Terkait kepemimpinan di lapangan, sebanyak 23 orang wasit resmi menerima lisensi C-3. Djufri menekankan agar para wasit menjaga integritas dan jati diri saat memimpin pertandingan, mengingat animo masyarakat Halbar terhadap sepak bola sangat tinggi.

“Saya tekankan, tanamkan jati diri kalian di lapangan. Harus profesional dan tetap konsisten pada peraturan yang telah dipelajari. Tidak boleh goyah oleh bisikan suporter atau tekanan pelatih tim yang bertanding,” tambahnya.

Kegiatan kursus wasit ini sendiri merupakan hasil perjuangan panjang yang akhirnya disetujui dan dilaksanakan pada Mei lalu. Meski dengan keterbatasan, pihak penyelenggara memberikan keringanan biaya pendaftaran sebesar Rp3 juta per orang melalui skema kerja sama dengan pemerintah desa guna menjaring lebih banyak peserta potensial. (adi/tan)