TERNATE, NUANSA – Ketua TP-PKK Kota Ternate, Marliza M Tauhid, mengukuhkan Pengurus Forum Anak Kota Ternate periode 2024-2026, di Taman Nukila, Rabu (10/7). Pengukuhan ini sekaligus dirangkaikan dengan kampanye anti kekerasan terhadap anak, tindak pidana perdagangan orang (TPPO), dan anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).
Sebanyak 175 orang peserta kampanye berasal dari para Ketua Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA), para Ketua TP PKK kecamatan, Pengurus Forum Anak Kota Ternate, Pengurus TP PKK Kota Ternate, para pelajar, lembaga layanan kekerasan serta LSM peduli perempuan dan anak.
Bunda Forum Anak Kota Ternate itu memberikan apresiasi kepada Dinas PPPA Kota Ternate yang telah bersinergi dengan TP PKK Kota Ternate dalam upaya mengoptimalkan peran satgas perlindungan perempuan dan anak yang juga merupakan para Ketua TP PKK kelurahan.
“Sebagai Ketua Satgas PPPA di wilayah kelurahan masing-masing, tentunya sangat diharapkan agar kehadirannya dapat menjadi fasilitator untuk mencegah, melakukan pendampingan, memantau serta menjembatani akses dalam mencapai layanan terhadap perempuan dan anak yang selama ini menjadi target kekerasan,” ujarnya.
Marliza mengaku, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Ternate cenderung meningkat, terutama kasus KDRT dan kekerasan seksual yang menuntut respons cepat, tepat dan harus ditangani sebagai kerja bersama karena isu-isu terkait perlindungan perempuan dan anak adalah isu bersama di lintas sektor.
“Tantangan yang kita hadapi ke depannya perlu memperkuat hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan itu sendiri. Saya yakin bahwa para ketua satgas PPPA dan juga forum anak harus dibekali dengan faktor pencetus kekerasan itu sendiri, yaitu kondisi ekonomi, kurangnya pemahaman tentang kekerasan dan dampaknya, seperti kentalnya tradisi lokal, serta bagaimana pengaruh teknologi secara langsung terhadap perilaku kekerasan serta pentingnya optimalisasi layanan terhadap korban,” jelasnya.
“Semoga berbagai persoalan tersebut bisa terjawab melalui kampanye pada hari ini, yang tentunya saya berharap bisa memotret berbagai permasalahan sosial yang ada di sekeliling serta bagaimana tindakan antisipatif yang seharusnya terbangun,” sambungnya.
Setelah pengukuhan, kata dia, Pengurus Forum Anak Kota Ternate harus bertekad mewakili teman sebaya dalam menyuarakan pemenuhan hak anak, sekaligus komitmen untuk menjadi bagian dari gerakan perlindungan perempuan dan anak di Kota Ternate. Peran forum anak sebagai pelopor dan pelapor atau disebut 2P tentunya harus melembaga agar bisa terlibat melakukan berbagai perubahan ke arah yang lebih baik.
Baginya, pelopor berarti menjadi agen perubahan, terlibat aktif memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan positif, bermanfaat dan bisa menginspirasi banyak orang. Sedangkan sebagai pelapor berarti terlibat secara aktif untuk menyampaikan pendapat/pandangan ketika mengalami/melihat/merasakan tidak terpenuhi hak dan perlindungan anak di lingkungan sekitar.
“Saya berharap agar kalian bisa menepis anggapan bahwa saat ini kalian dianggap sebagai generasi yang lemah, yaitu generasi yang penuh dengan gagasan kreatif, tapi mudah menyerah dan over thinking,” katanya.
Kadis PPPA Kota Ternate, Marjorie S Amal, menambahkan kegiatan ini merupakan langkah intervensi untuk meminimalisir berbagai tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Ternate.
Melalui optimalisasi peran dari para Satgas PPPA di kelurahan dan peran forum anak sebagai garda terdepan, diharapkan dapat bersinergi dengan baik agar berbagai permasalahan sosial dapat direspons secara cepat dan tepat.
“Ke depannya tentu akan terbangun satu pola penanganan dan layanan yang telah memiliki jejaring yang kuat mulai dari kelurahan hingga tingkat kota, karena semangat terkait isu kekerasan terhadap perempuan dan anak telah dipahami sebagai cross cutting issue/isu lintas sektor yang jadi tanggung jawab bersama,” tutupnya. (udi/tan)
