Daerah  

Cuaca Ekstrem, Nelayan di Halmahera Barat Tunda Melaut

Ilustrasi nelayan saat tidak melaut karena cuaca ekstrem. (Istimewa)

JAILOLO, NUANSA – Nelayan di Desa Saria, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, terpaksa menunda aktivitas melaut selama beberapa hari ke depan. Hal ini dilakukan karena cuaca ekstrem mengintai perairan wilayah Maluku Utara.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate sudah mengeluarkan peringatan dini terkait tinggi gelombang dan angin kencang di wilayah Malut. Peringatan dini ini berlaku sejak 10 hingga 14 September 2024.

Sehingga itu, aktivitas pelayaran di perairan yang terkena gelombang tinggi juga diperkirakan akan terdampak serius.

“Saat ini kami yang menggunakan pajeko (perahu nelayan) belum keluar mencari ikan, karena kondisi laut juga belum stabil, sehingga kami selaku nelayan mematuhi imbauan pemerintah,” kata salah satu nelayan Desa Saria, Bul, Rabu (11/9).

Menurutnya, jika belum bisa melakukan aktivitas melaut, biasanya para nelayan akan mengambil kesempatan untuk membersihkan perahu, memperbaiki jaring pukat yang rusak, dan lain-lain.

“Pastinya nelayan juga akan membuat rumpon, cet perahu, bersih-bersi perahu, dan memperbaiki jaring untuk persiapan kembali melaut saat kondisi cuaca sudah membaik,” jelasnya.

Selain itu, ia mengaku, pajeko di Desa Saria berukuran 5-6 GT berjumlah sekitar 16-20 perahu dan masing masing memiliki ABK yang berjumlah 10 hingga 20 orang.

”Karena nelayan Desa Saria merupakan lumbung ikan di Halmahera Barat, maka dari itu kami masih setia dan selalu memberikan kontribusi terhadap daerah melalui sektor perikanan, meskipun kami tidak dapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat,” tandasanya. (adi/tan)