Daerah  

Dulu Petani, Kini Jadi Anggota DPRD Halmahera Barat

Agnusalomri Saban alias Om Ombi, anggota DPRD Halbar periode 2024-2029. (Haryadi/NMG)

JAILOLO, NUANSA – Om Ombi tidak pernah menyangka bisa dilantik sebagai anggota DPRD Kabupaten Halmahera Barat periode 2024-2029. Jika melihat latar belakangnya, rasanya sulit dipercaya bagi orang seperti Om Ombi lolos ke parlemen. Namun di dunia ini tidak ada yang mustahil.

Pria dengan nama lengkap Agnusalomri Saban adalah warga Desa Tosoa, Kecamatan Ibu Selatan. Ia menceritakan perjuangannya maju dalam kontestasi pileg 2024 dengan bermodalkan hasil jualan cabai yang ditanam sendiri.

Mulanya, petani yang tak kenal lelah ini merintis usaha jualan cabai sejak 2021 dengan membeli bibit dan pupuk cabai. Untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut, ia harus merogoh kocek yang tidak sedikit.

“Jadi untuk bibit, pupuk hingga alat semprot itu saya beli sendiri di toko. Saya lihat dari hasil panen rica (cabai) yang cukup menjanjikan, saya kuatkan tekad untuk maju pileg,” jelasnya kepada Nuansa Media Grup (NMG), Selasa (24/9).

Ia mengaku, berhasil mengumpulkan uang Rp400 juta dari hasil jualan cabai selama kurang lebih tiga tahun. Dengan hasil tabungannya itu, ia memberanikan diri maju sebagai calon anggota dewan.

“Jadi saya kumpulkan uang hasil panen rica itu terakhir itu sekitar Rp400 juta, jadi saya buka lahan itu setengah hektare lebih yang digunakan untuk tanam cabai,” jelasnya.

Ia menambahkan, cabai yang  ditanam itu sekitar 7.000 pohon dengan menggunakan jasa beberapa orang untuk membantu memupuk hingga memanen.

“Kalau waktu panen seminggu itu kurang lebih 15 orang yang dipekerjakan, karena hasil panen per minggu itu sekitar 250 kilo. Tapi para pekerja ini tidak tetap, contohnya pada minggu ini ada yang mau ikut panen maka saya akan bawa. Terus minggu depan kalau orang tersebut sibuk, maka diganti yang lain lagi. Jadi tidak menentu,” tambahnya.

Pria yang maju pileg dengan menggunakan perahu Golkar itu menuturkan, kalau harga cabai menyentuh angka Rp70 ribu per kg, maka setiap pekan ia meraup keuntungan Rp14 juta hingga Rp17 juta.

“Jadi saya taruhlah rata-rata setiap minggu itu pendapatannya paling kecil Rp12 juta hingga Rp14 juta, karena penghasilan itu fluktuatif, kadang naik kadang turun,” tuturnya.

Awalnya memang dirinya tidak tahu harus menanam apa di bukaan lahan yang sudah kosong.

“Jadi awalnya itu saya mulai menanam cabai itu sekitar 2.000 pohon. Dari situ saya mulai lihat hasilnya satu minggu bisa dapat hasilnya luar biasa, itulah saya termotivasi untuk menanam lebih banyak lagi pohon cabai. Jadi dengan hasil panen cabai itu, puji Tuhan saya bisa menjadi seorang anggota DPRD Halbar,” tandasnya. (adi/tan)