Daerah  

Jelang Nataru, Warga Malifut Keluhkan Kelangkaan Minyak Tanah

Ilustrasi minyak tanah. (Istimewa)

TOBELO, NUANSA – Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), masyarakat Kecamatan Malifut, Kabupaten Halmahera Utara, mengeluhkan kelangkaan BBM jenis minyak tanah. Ini karena minyak tanah tersebut diduga ditimbun oleh pihak tertentu.

Padahal, BBM jenis minyak tanah adalah subsidi pemerintah untuk masyarakat, namun warga sering mendapat harga di luar harga eceran tertinggi (HET).

Warga mengaku, banyak pangkalan di wilayah Malifut diduga memainkan harga minyak tanah, termasuk tidak mengikuti harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah.

Selain itu, minyak tanah yang disuplai agen ke pangkalan diserahkan ke orang lain untuk dijual dengan harga yang cukup tinggi, sehingga membuat masyarakat kesulitan mendapatkan minyak tanah.

Warga menduga, ada pihak pangkalan yang mencoba menahan stok minyak tanah untuk dijual. Bahkan, akan kembali menjual setelah minyak tanah benar-benar langka, dan dijual dengan harga tinggi untuk meraup keuntungan lebih banyak.

“Kebanyakan pangkalan di wilayah Malifut itu menjual minyak tanah dengan harga tinggi,” kata Ac, salah satu warga kepada Nuansa Media Grup (NMG), Selasa (24/12).

Pihaknya berharap, Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara bisa mengawasi pihak pangkalan minyak tanah untuk tidak sembarangan menjual dengan harga yang sudah ditetapkan.

“Karena fenomena kelangkaan minyak tanah ini sering terjadi, dan yang paling ekstrem adalah para pelaku pangkalan minyak tanah ini selalu memanfaatkan momen dimana kebutuhan masyarakat semakin tinggi dan membuat masyarakat susah mendapatkan minyak tanah tersebut,” pungkas dia. (fnc/tan)