JAILOLO, NUANSA – Resepsi pernikahan di Desa Braha, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, berujung perkelahian hingga memakan korban jiwa. Pria bernama Onesimus Gusu (25 tahun) meninggal dunia atas dugaan perkelahian di acara pesta ronggeng, Senin (30/12) malam. Saat ini, Polsek Jailolo Selatan terus mendalami kasus tersebut. Sejumlah saksi pun diperiksa.
Kapolsek Jailolo Selatan, IPDA Sukri Mansur, mengaku pihaknya memanggil Asrul Fara selaku saksi kunci dalam kasus pemukulan di acara pesta pernikahan tersebut.
Asrul Fara yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut memberikan keterangan penting kepada polisi terkait pemukulan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
“Polisi saat ini sedang melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap kronologi kejadian dan mengidentifikasi pelaku. Keterangan Asrul Fara diharapkan dapat membantu polisi dalam mengungkap identitas pelaku dan motif di balik pemukulan tersebut,” jelas Sukri, Rabu (1/1) malam.
Ia menyebut, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk Asrul Fara, yang melihat langsung kejadian tersebut. Sukri menambahkan, polisi juga sedang mengumpulkan bukti-bukti tambahan, seperti hasil visum RSU, dan keterangan saksi lainnya.
“Keluarga korban juga berharap dapat segera mengungkap pelaku dan memberikan keadilan bagi keluarga korban. Kasus ini menjadi perhatian masyarakat setempat, yang berharap polisi dapat bertindak cepat dan profesional dalam mengungkap pelaku,” ujarnya.
Sebelumnya, peristiwa perkelahian tersebut terjadi pada Senin (30/12/2024) malam sekira pukul 21.30 WIT di acara resepsi pernikahan Ambro Rahayaan dan Sisilia Rahyaan. Resepsi pernikahan itu berlangsung di kediaman Yustinus Rahayaan.
Asrul Fara (32) bersama korban bermaksud mengantarkan keluarganya ke jalan raya untuk pulang ke desa Tetewang Joronga, Kecamatan Jailolo Selatan.
”Saat saya dan korban balik ke acara pesta pernikahan, tidak lama kemudian terjadi perkelahian. Karena korban yang masih ada ikatan keluarga dengan mempelai wanita sempat berusaha melerai, tapi korban kemudian dipukul satu kali di bagian telinga kiri dan jatuh pingsan, dan itu saya lihat sendiri tetapi tidak mengenal pelaku,” jelasnya.
Melihat korban yang tak sadarkan diri, Asrul kemudian berusaha melerai dan melindungi korban, dan dibawa ke rumah tetangga, Fransiskus Bara, yang juga termasuk keluarga si korban.
”Saat saya larikan korban, korban tidak sadarkan diri, tak lama kemudian korban sadar, tetapi tidak lama dan kembali pingsan, mungkin karena merasa pusing, ” tuturnya.
Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sofifi pada pukul 07.35 WIT, dan tiba di RSUD Sofifi pada pukul 08.05.WIT.
Korban belum sempat sadarkan diri, dan dilanjutkan penanganan medis. Tak lama kemudian korban dinyatakan meninggal dunia oleh dokter yang saat itu sedang bertugas.
Berdasarkan penjelasan dari dokter kepada pihak keluarga korban, bahwa kondisi korban selain akibat pukulan, korban juga diketahui sedang menderita penyakit batu ginjal, yang mungkin turut memperburuk kondisinya. (adi/tan)