Daerah  

PT Harta Samudera Akui tak Mampu Tampung Ikan Tuna di Morotai

Ikan tuna hasil tangkapan nelayan. (Istimewa)

DARUBA, NUANSA – PT Harta Samudera mengaku tak mampu menampung hasil tangkapan nelayan tuna di Pulau Morotai. Kapasitas pabrik yang tak mumpuni menjadi alasan perusahaan tak mampu mengakomodir seluruh hasil nelayan saat musim tangkap melimpah.

Sebagaimana diketahui, nelayan tuna Morotai memang selalu dilema diperhadapkan dengan sejumlah masalah perikanan yang kompleks. Saat musim tangkap melimpah, hasil tangkapan nelayan selalu tak mampu diakomodir oleh perusahaan pembeli ikan. Ketersediaan pasar tunggal pembeli ikan di Morotai-lah yang menjadi kendala utama.

Akibatnya, aktivitas penguburan ribuan kilo ikan tuna di Morotai sudah lumrah terjadi. Demikian pula ketika cuaca atau musim tangkap buruk, perusahaan melalui supplier seringkali memaksakan kehendak nelayan untuk tetap mencari ikan agar ketersediaan stok di pabrik selalu ada.

Tentu, kerugian yang dialami oleh nelayan tidak sedikit. Di mana, saat hasil tangkapan melimpah, nelayan tak bisa menjual seluruh tangkapan mereka. Pun jika dijual, grade daging tuna sudah pasti menurun lantaran terlalu lama ditampung di penampungan supplier. Kemudian, jika di musim yang buruk, nelayan tetap dipaksakan melaut dengan hasil tangkapan yang tak lagi seimbang dengan biaya akomodasi.

Kepala PT Harta Samudera Morotai, I Made Malihartadana, mengaku pihak perusahaan secara maksimal hanya mampu menampung ikan sebanyak 12 ton. Kapasitas pabrik ini diakui tak mampu memfasilitasi hasil tangkapan nelayan setempat.

Selain itu, akses distribusi ikan dari Pulau Morotai pun juga terbilang sulit lantaran connecting tol laut yang tak lancar. Untuk mengantisipasi membanjirnya ikan tuna di Morotai, kata I Made, pihaknya tetap berkoordinasi dengan pihak supplier untuk tetap menampung hasil tangkapan nelayan jika penampungan di pabrik telah penuh.

“Kita sebenarnya kalau setiap hari itu hanya enam ton saja. Kan ikan gelondongan modalnya masuk 100 kilo, kita proses jadi pelepasan tulang, kulit dan kepala ikan sampai menjadikan itu memang bersih itu cuma 53 persen saja. Kalau memang yang terpasang adalah 6 ton, nantinya 12 ton pasti sudah maksimal. Kalau dia 12 ton kemudian ikan rata-rata 40 kilo, artinya satu hari 300 ekor saja sudah 12 ton,” jelasnya kepada Nuansa Media Grup (NMG).

“Yang penting kerja samanya seperti komunikasinya saya baik kepada supplier kalau di sini penampungnya penuh, bagaimana kalau tampung di supplier dulu, di sini kosong, supplier-nya bawa ke sini. Karena kita kalau semua kasih masuk di sini kan tidak akan mencukupi,” pungkasnya. (ula/tan)