LABUHA, NUANSA – Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, mengaku pembangunan di wilayahnya masih terjadi ketimpangan di tingkat desa hingga kecamatan. Hal itu disampaikan Bassam dalam pembukaan kegiatan Musrenbang RPJMD Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2025-2029, Jumat (20/6).
“Mohon maaf, saya dengan pak wakil alhamdulillah dalam momentum kampanye kemarin, bisa dikatakan 80-90 persen wilayah Halmahera Selatan kita jangkau. Dan memang wajar kalau masyarakat kita di tingkat desa masih bicara masalah ketimpangan, masih berbicara pemerataan pembangunan. Karena memang betul dengan luas wilayah dan rentang kendali yang cukup besar ini, hal ini betul-betul belum dirasakan masyarakat kita di desa dan kecamatan,” ucap Bassam.
Ia mengatakan, sudah 22 tahun usia Kabupaten Halmahera Selatan, tetapi aspek pembangunannya belum tersentuh dan merata. Masih terdapat warga yang tinggal di rumah kumuh, standar kelayakan hidup seperti air bersih pun belum ada.
“Bayangkan bapak ibu, 22 tahun Halmahera Selatan berdiri masih ada masyarakat tinggal di rumah yang kumuh, masih ada masyarakat yang nasibnya belum baik. Bahkan standar kelayakan hidup seperti air bersih pun belum ada yang punya. Seperti di pulau Joronga, Kayoa, dan di beberapa daerah juga masih jauh dari apa yang menjadi harapan kita. Sehingga saya berharap diusungnya visi agromaritim ini adalah bagian dari upaya kita, kalau bahasa saya ketika kampanye ini adalah sesuatu sumber daya yang dimiliki oleh hampir seluruh wilayah di Halmahera Selatan,” ujarnya.
Menurutnya, alasan harus berbicara agromaritim karena 78 persen masyarakat Halmahera Selatan rata-rata tinggal di pesisir dan berprofesi sebagai nelayan. Bahkan ada yang petani kelapa, cengkih, pala, dan lain-lain. Sehingga itu, kata dia, dengan tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana kemudian hadirnya industri pengelolaan dan pertambangan yang menggeser budaya kehidupan masyarakat di beberapa wilayah Halsel.
“Contohnya, seperti saat masyarakat Halsel sudah mulai meninggalkan cengkih. Kondisi ini di mana lajunya perkembangan pertambangan emas meski belum legal seperti Obi, Kusubibi, dan lain-lain. Bagaimana perubahan yang kita hadapi saat ini bapak ibu sekalian, dalam visi pembangunan atau prospek pembangunan ke depan, unsur paling utama dan penting adalah human resources atau sumber daya manusia. Dan hari ini kita masih sangat minim memiliki sumber daya yang mampu mengelola kekayaan alam yang kita miliki,” tutur Bassam.
“Dan itu menjadi PR untuk kita bersama. Saat ini dengan tantangan kehadiran industri, generasi-generasi muda kita sudah sangat skeptis dan tidak memiliki prospek ke depan bahwa mereka itu harus menempatkan diri untuk memiliki pembekalan yang cukup, jenjang pendidikan yang cukup, agar mampu memberikan kontribusi yang nyata,” sambung dia.
Bassam menjelaskan, saat ini masyarakat lebih memilih kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk kemampuan kualifikasi dan standar yang harus mereka miliki dalam mewarisi prospek sumber daya alam yang dimiliki daerah ini.
“Tetapi saya punya optimisme dan percaya bahwa Halmahera Selatan ke depan akan lebih maju. Tapi itu pun kembali kepada kita semua bagaimana komitmen kita, apakah kita punya pandangan yang sama, punya cita-cita masa depan yang sama atau tidak. Karena kalau persepsi kita tidak sama akan sulit,” pungkasnya.
Sebagai informasi, turut hadir dalam musrenbang ini Wakil Bupati Helmi Umar Muchsin, Sekda Safiun Radjulan, perwakilan Polres, Dandim, Kejaksaan, serta para pimpinan OPD dan kabid di lingkup Pemkab Halmahera Selatan. (rul/tan)