Opini  

Ikatan Nasionalisme Mendera Tubuh Kaum Muslim

Oleh: Nurlina Basir

________________

GAZA terus menderita. Zion*s menyerang kerumunan warga di luar posko layanan kesehatan pada Kamis (10-7-2025). Sedikitnya 15 orang, termasuk sepuluh anak-anak, dilaporkan meninggal saat sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan gizi dan layanan kesehatan di pos medis Deir al-Balah. Organisasi Kemanusiaan Project Hope sebagai pengelola klinik yang diserang menyatakan kegiatan klinik dihentikan sementara hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, serangan dan tembakan Zion*s menewaskan sedikitnya 67 orang lainnya di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir. Ini termasuk 15 orang dalam lima serangan terpisah di Kota Gaza.

Gaza Terus Menderita dan Diamnya Penguasa Negeri Muslim 

Di tengah serangan mematikan tersebut, suara pembelaan terhadap Gaza masih terus menggaung di kalangan muslim maupun non muslim. Salah satunya adalah laporan Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese yang diterbitkan pada awal Juli 2025. Merujuk laman Gazamedia, dalam laporannya tersebut Francesca Albanese menuding lebih dari 60 perusahaan, termasuk produsen senjata dan perusahaan teknologi besar, terlibat mendukung pemukiman Zion*s dan aksi militer di Gaza.

Para penguasa negeri muslim seharusnya tidak lupa ingatan bahwa mereka adalah umat yang satu. Nasionalisme menyebabkan kaum muslim merasa lebih terikat kepada bangsanya masing-masing daripada Islam. Mereka rela keyakinan agamanya dikorbankan demi keutuhan bangsanya. Mereka juga merasa lebih bersaudara dengan sebangsanya daripada dengan yang seakidah.

Nasionalisme Mendera Tubuh Kaum Muslim

Dengan ide nasionalisme, negara-negara Barat bisa melanggengkan penjajahannya di negeri-negeri muslim dan mendirikan entitas Yahudi di Palestina sebagai sarana melanggengkan kepentingan mereka di Timur Tengah.

Umat Islam juga dibebani kewajiban untuk menjadikan negaranya sebagai negara terkuat. Jika ada senjata nuklir, umat Islam harus mengejar itu sampai musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kaum muslim takut.

Ini sebagaimana firman Allah Taala dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 60 yang artinya, “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya”.

Yang perlu dicatat, sepanjang sejarah walaupun umat Islam memiliki kekuatan senjata yang paling canggih, tetapi tidak digunakan untuk melakukan penjajahan, eksploitasi, pembantaian, maupun genosida. Senjata canggih digunakan untuk melakukan futuhat (fatah/pembebasan) kepada wilayah-wilayah yang terjajah kemudian mereka diatur dengan Islam. Masyarakatnya kemudian mendapatkan keadilan, kesejahteraan, dan keamanan.

Oleh karena itu, penting bagi negeri-negeri muslim untuk memiliki visi dakwah Islam dan jihad sebagai thariqah (metode) menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia untuk menebar kebaikan sehingga kekuatan militernya bisa dimanfaatkan untuk mendukung jihad. Syaratnya, umat harus bersatu dalam satu kepemimpinan di atas ikatan akidah Islam.

Persatuan Umat Solusi Hakiki 

Persatuan umat Islam sangat dibutuhkan agar bisa menyatukan kekuatan untuk menghadapi kekuatan besar Amerika Serikat yang menjadi pelindung Yahudi. Kekuatan itulah yang akan mampu membebaskan Palestina dan menghancurkan keberadaan penjajah Yahudi yang menjadi sumber masalah di Palestina.

Persatuan itu haruslah dipimpin oleh seorang pemimpin yang bisa menyatukan rakyat dengan ideologi yang benar yaitu Islam, masyarakat cinta pada pemimpin tersebut, dan pemimpin itu mengelola masyarakat dengan visi dan misi yang benar. Dialah khalifah yang akan memimpin hanya dengan Islam.

Khalifah akan memimpin pasukan untuk melawan orang-orang Yahudi sebagaimana sabda Rasulullah saw., ”Hari kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslim memerangi Yahudi. Kaum Yahudi akan bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata, ’Wahai muslim, wahai hamba Allah, ada seorang Yahudi di belakangku, datanglah dan bunuhlah dia,’ kecuali pohon gharqad karena pohon itu termasuk pohon kaum Yahudi.” (HR Muslim).

Islam menganjurkan umat harus bersatu dalam menyelesaikan problem-problem kehidupan. Jadi penting sekali dan bahkan wajib kita bersatu demi untuk terwujudnya hukum-hukum yang benar-benar datang dari Allah Swt.

Umat Islam harus bersatu sebagaimana firman Allah dalam QS Ali Imran ayat 103, “Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara.”

Apa pun problemnya memang harus kembali kepada Allah, kepada Al-Qur’an dan Sunnah. (*)