DARUBA, NUANSA – Puluhan mahasiswa Universitas Pasifik Morotai menggelar aksi demonstrasi di depan kantor bupati, Rabu (24/9). Aksi yang berlangsung sekitar satu jam ini pun berakhir ricuh antara mahasiswa dengan pihak kepolisian.
Akibatnya, satu mahasiswa mengalami luka sobek di bagian kepala. Korban yang berlumuran darah itu pun langsung dilarikan ke puskesmas terdekat dan mendapatkan perawatan intensif. Luka sobek sebesar lima jahitan ini diduga akibat dari tingkah represif oknum anggota polisi.
Sukardi, korban tersebut mengaku saat aksi saling dorong dan kericuhan yang mulai berlangsung antara massa dengan pihak keamanan, ia tengah berada jauh dari kerumunan. Sejumlah anggota polisi yang mengejar massa itu pun berpapasan dengannya dan langsung melakukan pemukulan terhadapnya.
“Tiba-tiba beberapa oknum polisi mengejar massa aksi dan berpapasan dengan saya, tiba-tiba saya langsung dipukuli dengan pantong di kepala,” jelas Sukardi.
Atas dasar itu, koordinator aksi Nudin berharap tindakan represif yang dilakukan oleh oknum polisi tersebut dapat diproses sebagaimana ketentuan hukum.
“Yang pertama kami meminta Kapolres Morotai untuk memproses oknum polisi yang melakukan tindakan represif terhadap massa aksi, karena kepalanya mengalami luka sobekan,” tegasnya.
“Yang pasti dalam aksi unjuk rasa tadi, teman-teman mahasiswa tidak berkeinginan tindakan anarkis, dan ada teman-teman juga punya tugas bagian negosiasi, jadi kesaksian kami yang melakukan anarkis itu dari kepolisian,” sambungnya.
Sementara, Kapolres Morotai, AKBP Dedi Wijayanto, saat menggelar hearing dengan massa aksi menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan terkait peristiwa tersebut.
“Nanti saya cek lagi siapa yang memulai ini, pasti akan kami cek lagi siapa yang terlibat,” tegas Dedi.
Untuk diketahui, puluhan mahasiswa yang menggelar demonstrasi ini membawa sejumlah tuntutan, baik masalah di sektor pertanian, perikanan, hingga distribusi BBM bersubsidi. (ula/tan)