JAKARTA, NUANSA – Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Sultan Tidore periode 1947-1967 Zainal Abidin Syah, Senin (10/11). Zainal Abidin Syah berperan penting dalam kemerdekaan RI dan mengeratkan NKRI melalui keputusannya yang tegas untuk menyatukan Irian Barat (Papua) ke dalam Indonesia, serta penunjukannya sebagai Gubernur Irian Barat pertama.
Latar Belakang Keluarga Zainal Abidin Syah
Zainal Abidin Syah merupakan Sultan Tidore periode 1947-1967. Ia lahir di Soasiu, kota utama Pulau Tidore, Maluku Utara, pada tahun 1912.
Ayahnya Dano Husain adalah cicit Sultan Ahmad Saifuddin Alting. Keluarga kerajaan Maluku sering dinamai berdasarkan kota dan pejabat Belanda, dalam hal ini Gubernur Jenderal Willem Arnold Alting. Sementara ibunya bernama Salma dan saudara-saudaranya adalah Amir, Halni, dan Idris.
Sultan Tidore ke-26
Dilansir dari Wikipedia, Zainal Abidin Syah dikenal sebagai Sultan Tidore ke-26 yang berperan besar dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia di wilayah timur, khususnya dalam proses integrasi Irian Barat (Papua) ke dalam NKRI. Ia mempunyai peranan penting di dalam sejarah perebutan kembali Papua Barat.
Pada tanggal 17 Agustus 1956, Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan Provinsi Perjuangan Irian Barat dengan ibu kota sementara di Soa-Sio, Tidore. Keputusan tersebut diambil oleh Presiden Soekarno dengan alasan Papua serta pulau-pulau sekitarnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore sejak ratusan tahun lalu.
Gubernur Pertama Irian Barat
Sultan Zainal Abidin Syah kemudian ditetapkan sebagai gubernur sementara provinsi perjuangan Irian Barat pada tanggal 23 September 1956 di Soa-Sio Tidore (SK Presiden RI No. 142/ Tahun 1956, tanggal 23 September 1956). Selanjutnya sesuai SK Presiden RI No. 220/ tahun 1961, tanggal 4 Mei 1962, ia ditetapkan sebagai gubernur tetap Provinsi Irian Barat.
Sebagai gubernur, Sultan Zainal Abidin Syah diperbantukan pada Operasi Mandala di Makassar (TRIKORA) Perjuangan Pembebasan Irian Barat. Ia memegang jabatan Gubernur Irian Barat hingga tahun 1961.
Akhir Hayat Sultan Zainal Abidin Syah
Sultan Zainal Abidin Syah menetap di Ambon hingga wafat pada tanggal 4 Juli 1967 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kapahaha Ambon. Pada tanggal 11 Maret 1986, pihak keluarga kesultanan Tidore memindahkan kerangka Sultan Zainal Abidin ke Soa Sio Tidore dan disemayamkan di Sonyine Salaka (Pelataran Emas) Kedaton Kie Soa-Sio Kesultanan Tidore.
Berikut ini 10 nama yang dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Prabowo:
1. Abdurrahman Wahid
2. Jenderal Besar TNI Soeharto
3. Marsinah
4. Mochtar Kusumaatmaja
5. Hajjah Rahma El Yunusiyyah
6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo
7. Sultan Muhammad Salahuddin
8. Syaikhona Muhammad Kholil
9. Tuan Rondahaim Saragih
10. Sultan Zainal Abidin Syah.










