HALBAR, NUANSA – Seorang guru SMP Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), NL, ditemukan tewas tergantung. Saat ditemukan di kamar rumah miliknya di Desa Gamtala, Kecamatan Jailolo, Minggu (14/11) sekitar pukul 14.00 WIT, korban yang berusia 52 tahun itu dalam posisi tergantung dengan tali mengikat lehernya.
Saat gantung diri, korban menggunakan kaos berwarna hitam dan celana pendek hitam bercorak loreng putih. Korban pertama kali ditemukan menantunya, Feni Rube dan tetangga korban, Ifoni.
Hingga berita ini ditayangkan, belum diketahui motif korban mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri. Namun, menurut pengakuan saksi yang tak lain menantunya, korban dikabarkan tidak bisa dihubungi via seluler, sehingga istri korban meminta Feni Rube dan Ifoni ke rumah melihat korban.
Sayangnya, saat keduanya sampai di rumah, korban ditemukan sedang tergantung dan tidak lagi bernyawa. “Saya dengan Ifon dapa telpon mama mantu yang kerja di Ternate untuk melihat papa. Sebab, berapa kali mama telpon cuma papa punya nomor tidak pernah aktif,”ujarnya.
Feni menuturkan, ketika sampai di rumah, keduanya melihat pintu kamar korban sedang terkunci. Mereka mengira saat itu korban sedang tidur. Namun istri korban meminta keduanya membuka pintu kamar untuk memastikan kondisi korban. “Saat torang buka pintu terlihat papa dalam keadaan tergantung,” katanya.
Sementara saksi lainnya, Ifoni mengaku saat melihat korban sudah tidak bernayawa, langsung menelpon Marta (Istri korban) untuk segera ke Jailolo karena suaminya sudah meninggal. ”Saya telpon Marta dan suru Marta pulang karena suaminya suda meninggal karena gantung diri,” akunya.
Menurut Ifoni, korban merupakan sosok yang pendiam dan hanya sesekali berbicara jika penting. Bahkan, teman-teman korban di sekolah pun mengakui jika korabn di sekolah lebih suka diam.
Sementara istri korban saat tiba di rumah histeris melihat suaminya meninggal dunia. Bahkan, saking histerisnya hingga membuat wanita yang bekerja di Ternate ini jatuh pinsan.
“Saya dengan dia baku telpon biasa-biasa saja, kong bagaimana dia bisa jadi seperti ini,” ucap Marta dengan penuh tangisan. Kasat Serse Polres Halmahera Barat Iptu Ambo Welang, saat dikonfirmasi mengatakan, belum diketahui pasti motif korban mengakhiri hiudpnya. Namun korban melakukan gantung diri dengan cara mengikat tali di leher dan meloncat.
”Saat lepas tali dari leher terlihat hingus yang keluar dari hidung dan tidak ada tanda-tanda kekerasan,” terangnya. Untuk penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian membawah jenaza korban ke RSUD Jailolo untuk dilakukan visum sebelum akan dilakukan pemakaman oleh keluarga.
Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Maluku Utara, Syaiful Bahri menjelaskan, bunuh diri terjadi karena beberapa faktor, bisa karena masalah internal, termasuk juga eksternal. “Internal itu seperti masalah keluarga, masalah ekonomi rumah tangga atau juga karena sakit menahun dan sembuh-sembuh. Sedangkan faktor eksternal itu seperti hubungan dengan lingkungan,” jelasnya. Ia menambahkan, berdasarkan data HIMPSI, tercatat sudah ada enam kasus bunuh diri di Kabupaten Halmahera Barat. (*/rii)