TERNATE, NUANSA – Dua peristiwa terjadi di Kota Ternate pada awal 2022, tepatnya Senin (3/1). Setidaknya ini menjadi peringatan untuk Pemerintah Kota (Pemkot) dan warga supaya lebih berbenah. Peristiwa pertama yang sempat hebohkan warga adalah Gunung berapi Gamalama yang mengeluarkan asap putih.
Sementara peristiwa kedua kelihatannya kurang begitu membuat warga peka, yakni terjadi tumpukan sampah di perairan Kelurahan Toboko dan Kota Baru, Ternate Selatan. Sampah-sampah itu diketahui “kiriman” dari kali mati akibat hujan lebat yang mengguyur Ternate beberapa jam.
Gunung Gamalama
Status Gunung Gamalama sekarang ini berada pada Waspada level II. Gunung setinggi 1.715 mdpl itu mengeluarkan asap putih sedang hingga lebat setinggi 150 meter dari puncak kawah gunung. Pihak berwenang mengeluarkan imbauan kepada warga Ternate tidak beraktivitas pada radius 1,5 kilometer dari puncak gunung.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Utara, Dedy Arif menjelaskan bahwa status Gunung Gamalama saat ini level II, sama halnya dengan status sebelumnya. Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari pos pengamatan Gunung Gamalama, hingga saat ini tidak ada aktivitas kegempaan vulkanik atau tidak ada aktivitas erupsi.
Menurutnya, asap yang keluar dari gunung itu hanyalah asap putih, dikarenakan masuknya air hujan yang kemudian bertemu dengan dapur magma. “Jadi bukan asap yang berupa kenaikan signifikan dari kadar belerang, tapi asap itu dari hasil bertemunya air hujan dan larva. Sebab ada panas, maka asapnya keluar,” jelasnya.
Dedy mengatakan, peristiwa seperti ini merupakan hal yang wajar. Karena intensitas hujan yang terjadi sangat tinggi di puncak, akhirnya air teresap masuk bertemu dengan dapur magma yang begitu panas. “Kalau air ketemu panas, otomatis keluarnya asap putih. Kebutulan tadi juga cuaca cerah, jadi sangat jelas kelihatan asap putihnya. Tapi itu bukan aktivitas kegempaan,” terangnya.
Sementara Kepala BPBD Kota Ternate, Arif Gani ketika dikonfirmasi mengatakan, kondisi Gunung Gamalama dengan ditandai keluarnya asap putih, masih berada pada level II. Tentunya warga Kota Ternate diharapkan harus tetap waspada.
“Melihat intensitas hujan beberapa hari kemarin atau daerah di sekitar kawah yang basah berinteraksi dengan kawah yang panas, bisa mengakibatkan peningkatan intensitas degassing (keluarnya asap),”
Tumpukan sampah
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Kota Ternate pada Senin (3/1), membuat kali mati di perbatasan Kelurahan Toboko dan Kota Baru, Kecamatan Ternate Selatan, mengeluarkan ribuan sampah plastik ke permukaan air laut.
Amatan wartawan di lapangan, air hujan yang membawa ribuan sampah plastik ini, melalui kali mati tersebut sekitar Pukul 17:00 WIT. Akibatnya, laut disepanjang Toboko dan Kota Baru tak lagi sejernih seperti sebelumnya.
Ani, salah satu warga setempat saat diwawancara mengatakan, sampah yang ada di permukaan laut ini dibawa oleh banjir yang ada di kali mati. “Sampahnya sudah ada sebelum hujan, nanti hujan baru dibawa banjir,” ungkapnya.
Sampah yang dibawa air ini kemungkinan besar dibuang warga, sehingga menumpuk di kali mati. “Mungkin warga buang sampah di barangka sehingga sampah banyak tertumpuk,”katanya.
Semntara itu, Rakib salah satu warga setempat mengaku kaget saat melihat permukaan laut telah dipenuhi sampah. Padahal, di sekitar lokasi dari kali mati tersebut sampah sudah berkurang, karena sudah pernah dibersihkan. “Saya juga kaget, padahal sampah yang ada di kali ini sudah pernah dibersihkan,” tambahnya.
Warga berharap Pemkot Ternate lebih peka terhadap sampah. Kegiatan “festival barangka” harusnya membawa dampak positif dalam hal penanganan sampah, termasuk di kali mati. Lihat saja, usai festival barang digelar, justru sampah makin banyak dan mencemari lingkungan. (tim/rii)