Bupati Halmahera Barat Dapat Ancaman Dari Masyarakat

Suasana unjuk rasa di Kecamatan Jailolo Selatan, Halmahera Barat

JAILOLO, NUANSA – Bupati Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), James Uang dan Wakilnya Jufri Muhammad, mendapat ancaman keras dari masyarakatnya, khususnya di Kecamatan Jailolo Selatan. Setidaknya ancaman itu tidak dianggap remeh oleh James dan Jufri.

Ini ada hubungannya dengan desak masyarakat kepada Pemerintah Halmahera Barat agar menerbitkan Peraturan Bupati (Perbub) terkait izin trayek Jailolo-Sidangoli dan Ibu-Sidangoli, terminalnya di Sidangoli.

Solidaritas Masyarakat Pengguna Jasa Angkutan Umum dan masyarakat Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), yang menggelar aksi di kantor Kecamatan Jailolo Selatan pada Senin (31/1), berharap agar Perbub yang diterbitkan harus menguntungkan masyarakat.

Selain berorasi, massa aksi juga melakukan pembakaran ban bekas dan melemparkan kotoran ikan di halaman kantor Kecamatan Jailolo Selatan. Bahkan, warga mengancam bakal menyegel kantor kecamatan jika tuntutan mereka tidak diindahkan.

Kordinator aksi, Febryanto Pakaya jldalam orasinya mengatakan, tuntutan gerakan ini soal bagaimana bupati melihat ini masalah publik dan penyelesaiannya adalah dibuatkan  Perbup.

“Namun apabila Perub itu tidak menguntungkan dan terkesan tendesius, maka masyarakat Jailolo Selatan siap mendeklarasikan diri pindah ke Sofifi karena perjuangan ini sudah 17 tahun lamanya belum mendapatkan keadilan dari pemerintah setempat,” ancamnya.

Febrayanto mengatakan, saat hearing pada tanggal 27 kemarin, bupati telah menandatangani poin-poin kesepakatan yang itu membicarakan soal penataan dan mengoptimalkan terminal di Sidangoli.

“Sehingga, jika masalah ini tidak digubris berarti bupati dan dinas perhubungan itu mempermainkan masyarakat Jailolo Selatan,” tegasnya. Usai berorasi, massa aksi kemudian menggelar pertemuan bersama Camat Jailolo, Selatan Bustamin.

Dihadapan massa aksi, Bustamin mengaku sudah berkoordinasi dengan Kadishub dan Kabid Darat serta Kasat Lantas agar berada di pertigaan Sidangoli. “Karena perjanjian sebelumnya di Terminal Sidangoli bahwa hari ini Kadishbub ada akan tetapi saya tunggu sampai sekarang belum ada informasi,” kesalnya.

Menurutnya, Kadishub harus berani tampil untuk bisa menjawab apa yang menjadi tuntutan massa aksi. “Jika tidak maka masalah ini akan menjadi bulan-bulanan dan jalur transportasi umum pun akan terganggu dan sampai saat ini saya berkordinasi dengan Kadishub namun belum ada jawaban,” ujarnya.

Sebagai pimpinan wilayah, Bustamin mempunyai keinginan untuk mengajak massa aksi melakukan hearing bersama dengan bupati di Terminal Sidangoli. “Akan tetapi bupati saat ini masih berada di luar daerah dan beliau tiba di Halbar pada tanggal 10 Februari, jadi tidak mungkin kita menunggu beliau,” tutupnya. (uum/rii)