TERNATE, NUANSA – Sedikitnya enam lapak milik pedagang di Terminal Gamalama, dibongkar Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Rabu (16/2). Untuk membongkar enam lapak tersebut, Pemkot bahkan menurunkan kekuatan penuh dari Dinas Perhubungan, Disperindag, Dinas PUPR dan Satpol PP.
Pemkot beralasan, enam lapak itu mengganggu akses menuju Rusunawa. Pihaknya juga berjanji akan merelokasi pemilik enam lapak itu ke bagian belakang pasar buah. Kepala Dinas Perhubungan Kota Ternate, Faruk Albar mengatakan, sebelum melakukan pembongkaran, pihaknya sudah membuat kesepakatan dengan para pemilik lapak dan sudah ada pemberitahuan sebelumnya.
“Jadi yang jelas lapak yang dibongkar itu sudah ada tempatnya di belakang pasar buah, dan mereka sudah siap masuk,” ujarnya. Terkait pengakuan pedagang bahwa tidak ada sosialisasi sebelum dibongkar, kata Faruk, itu tidak benar. Sebab sudah kesepakatan dan pemberitahuan, meski secara lisan.
Pihaknya berencana membongkar semua lapak yang ada di terminal. Namun saat ini Pemkot belum menyediakan tempat untuk mereka. Sehingga pembongkaran ini dilakukan perlahan.
Sementara salah satu pedagang yang lapaknya dibongkar, Labudu Talingga menuturkan bahwa pembongkaran itu tidak ada surat resmi dari Dishub dan hanya disampaikan lewat lisan. Menurut Labudu, ia membangun lapak itu ada izin ke pemerintah dan sudah mengikuti aturan.
“Mereka juga menjanjikan tempat baru, hanya belum ada kepastian. Pembongkaran lapak ini kami sudah rugi besar. Biaya bangun lapak ini Rp 50 juta, belum lagi bayar sewa tempat per bulan Rp 300 ribu ke Dishub,” tukasnya.
Sementara pedagang lainnya pesimis kalau Pemkot Ternate akan menepati janjinya. Sebab, selama ini Pemkot hanya sebatas janji, tetapi tidak merealisasinya. Para pedagang juga mengaku tidak akan berharap banyak kepada Pemkot, meskipun sudah dijanjikan akan direlokasi ke tempat yang baru. (udi/rii)