LABUHA, NUANSA – Kegaduhan di internal Pemerintahan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) akan terus terjadi, jika Bupati Usman Sidik dan Wakilnya Bassam Kasuba tidak mengambil langkah tegas. Sindiran dari Staf Khusus Bupati Bidang Keuangan, Muamil Sun’an yang menyebut Sekretaris Daerah (Sekda) Saiful Turuy tidak memahami pengelolaan keuangan, diprediksi bakal berbuntut panjang dan kian memperkeruh situasi pemerintahan.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Dr Helmi Alhadar menuturkan, saling sindir tersebut bisa jadi menjadi gambaran kalau internal Pemerintahan di Kabupaten Halmahera Selatan tidak solid. Konflik Staf Khusus dengan Sekda, kata Helmi, bisa saja lanjutan dari insiden penyobekan surat keputusan (SK) mutasi ANS yang dilakukan Sekda beberapa waktu lalu.
“Mungkin saja ada perbedaan berpikir antara akademisi dengan birokrat dalam hal pengelolaan keuangan. Dan, perseteruan ini mestinya tidak begitu mengagetkan publik luas, karena bisa saja ini konflik lanjutan setelah penyobekan SK mutasi. Bupati kelihatannya kecewa berat dengan sikap Sekda yang merobek SK waktu itu, sekalipun mempertahankannya, ” jelasnya pada wartawan Nuansa Media Grup (NMG).
Menurut Helmi, munculnya saling sindir soal pengelolaan keuangan akhir-akhir ini bisa saja membuat publik menduga bahwa konflik yang lalu benar-benar tidak terselesaikan dengan baik. Ia menyarankan Bupati Usman Sidik untuk turun tangan menyelesaikan masalah tersebut. Jika Bupati tidak ikut campur, maka citra pemerintahan di era Usman Sidik menjadi negatif. “Dan bisa saja konflik akan terus terjadi. Kalau konflik terus terjadi, maka roda pemerintahan tidak efektif dan Bupati dianggap lemah. Bagi saya, masalah komunikasi mungkin sangat penting untuk diperhatikan,” tutupnya menyarankan. (rul/ais)