SOFIFI, NUANSA – Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba dan jajarannya harus melakukan evaluasi besar-besaran di internal pemerintahan. Satu kebiasan yang mesti diubah adalah soal janji yang selalu saja sulit ditepati. Beginilah akibatnya jika Pemprov Maluku Utara selalu berjanji ke masyarakat, tetapi tidak menepatinya.
Senin (28/3), pemuda dan masyarakat Kelurahan Guraping, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan mendatangi Gubernur di Kota Sofifi. Kedatangan mereka ini dalam rangka berunjuk rasa menuntut pemenuhan janji Sekretaris Daerah (Sekda) terkait dengan pekerjaan jalan di Kelurahan Guruping. Pemuda dan masyarakat mengaku sangat kesal dengan janji Pemprov yang disampaikan Sekretaris Daerah, tetapi sulit direalisasi tersebut.
Dalam aksi itu, massa sempat melakukan pengrusakan sejumlah fasilitas seperti stand banner hingga kaca ruangan kantor Gubernur Maluku Utara. massa juga membakar ban bekas di halaman kantor gubernur serta memalang pintu utama kantor gubernur dan meletakkan puluhan karung kerikil di depan kantor. Apartur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di kantor gubernur diminta keluar gedung.
Pada kesempatan itu, pemuda dan masyarakat mendesak pemenuhan janji Sekda Samsuddin A Kadir 5 bulan lalu soal penyelesaian pekerjaan jalan provinsi yang berada di Kelurahan Guraping sepanjang 700 meter. Sebab, kondisi jalan yang rusak telah berulang kali memakan korban kecelakaan lalu lintas. “Jadi kami meminta pemerintah provinsi agar segera menyelesaikan masalah ini karena sudah lama. Jika tidak, massa aksi akan merusak fasilitas kantor gubernur,” ancam Idham Sabtu, salah satu orator.
Menurut Idham, ada dua tuntutan yang dilayangkan mereka. Selain penyelesaian pembangunan jalan, massa meminta Gubernur Abdul Gani Kasuba mengevaluasi Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang dinilai sebagai dalang terhambatnya pembangunan jalan di Guraping. “Paling lambat 3 hari sudah harus dikerjakan jalan itu,” tegasnya.
Lurah Guraping Rusdi Jamaluddin menjelaskan, jalan tersebut awalnya dibangun untuk mendukung pelaksanaan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tahun lalu. Namun usai STQ, jalan yang baru disirtu itu tak dilanjutkan pengerjaannya. “Proyek tersebut melekat di Dinas Perkim dan sudah disetujui untuk di kerjakan. Tapi Kaban Keuangan sampai saat ini belum tanda tangan sehingga belum juga dikerjakan,” tandas Rusdi. Dalam aksi tersebut, pemuda dan masyarakat gagal bertemu petinggi Pemprov yang diketahui tengah melakukan dinas luar di Kota Ternate. (red)