TERNATE, NUANSA – Memasuki hari ketiga bulan suci Ramadan, tumpukan sampah tampak di beberapa sudut Kota Ternate. Tidak hanya menumpuk, sampah-sampah itu mengganggu aktivitas masyarakat, lantaran baunya menyengat. Sampah tersebut dibiarkan menumpuk akibat petugas pengangkut sampah dialihkan di malam hari. Selain itu, salah satu mobil pengangkut sampah juga rusak, sehingga sampah di beberapa titik tidak sempat dibersihkan.
Pemerhati Lingkungan, M. Matdoan mengatakan, menyangkut peningkatan tumpukan sampah selama dua hari di bulan Ramadan merupakan persoalan yang tidak bisa dihindari, dan boleh dikatakan perilaku musiman. Artinya, setiap bulan puasa suasana kota selalu terlihat seperti itu.
“Ini bulan puasa, dimana terjadi peningkatan kebutuhan ekonomi serta daya beli masyarakat, seharusnya dari pihak pemerintah kota melalui instansi terkait Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah mengantisipasi kondisi seperti ini sehingga sudah menyiapkan berbagai langkah dalam menghadapi masalah sampah,” ujarnya kepada wartawan Nuansa Media Grup (NMG), Selasa (5/4).
Menurut Akademisi IAIN Ternate itu, mobil atau armada pengangkut sampah yang memadai, jika ada yang rusak seharusnya segera diatasi. Petugas pengangkut juga harus ditambah, menambah armada pengangkutan, dan membagi jam kerja.
“Misalnya di hari biasa, petugas bekerja di malam hari, kalau di bulan puasa ini ada yang bekerja atau mengangkut sampah di siang hari sehingga tidak terjadi penumpukan di pinggir-pinggir jalan, agar kebersihan Kota Ternate tetap terjaga dan bersih,” katanya menyarankan.
Terpisah, Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Ternate, Asmal Lahiyaro menuturkan, selama Ramadan, aktivitas pengangkutan sampah dialihkan di malam hari. “Jadi tidak mungkin petugas pengangkut sampah kerja di siang hari. Dan, untuk tumpukan sampah di Kelurahan Makassar Timur memang ada kendala karena mobil sedang rusak, sehingga kami juga siasati malam hari, dan siang harinya kerja belum tuntas itu,” tutur Asmal.
Asmal mengakui, volume sampah selama Ramadan akan meningkat. Hal itu sudah terjadi sejak Selasa (29/3) lalu. “Sebelumnya rata-rata sampah naik itu standar 70-80 ton, namun di bulan Ramadan ini sampah naik sampai 120 ton,” akunya.
Ia menambah, di antara empat Kecamatan di Kota Ternate, yang memproduksi sampah paling banyak terjadi di Ternate Selatan dan Ternate Tengah. Sebab, volume sampah tergantung jumlah penduduk. Sementara jumlah penduduk paling padat didominasi Selatan dan Ternate Tengah. (udi/tr3/rii)