TERNATE, NUANSA – Mahasiswa dan masyarakat di Kota Ternate melakukan demonstrasi jilid III penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Aksi kali ini berlangsung di Kelurahan Jambula, Kecamatan Pulau Ternate, atau lebih tepatnya di depan kantor Pertamina Ternate, Kamis (21/4).
Aksi berlangsung dari siang hingga sore. Seperti aksi sebelumnya, di mana massa aksi juga menyampaikan beberapa tuntutan ke pemerintah. Sebelum tuntutan disampaikan, massa berharap pihak PT. Pertamina, Pemerintah Kota (Pemkot), Pemprov Maluku Utara, dan DPRD Kota maupun Provinsi hadir menemui mereka untuk hearing terbuka. Hanya saja, tidak satupun dari utusan pemerintah yang menemui massa aksi.
Massa aksi mengaku sangat kecewa dengan Pemkot Ternate yang sangat sulit mengindahkan permintaan hearing dari mahasiswa. Padahal, jika Wali Kota M. Tauhid Soleman memenuhi permintaan massa aksi untuk hearing, maka demonstrasi bisa saja tidak berlangsung hingga beberapa kali, karena tuntutan mahasiswa dan masyarakat telah tersampaikan. Massa aksi berharap Pemkot Ternate menjadi penghubung aspirasi ke pengambil kebijakan, terutama terkait dengan kenaikan harga BBM. Massa aksi hanya ingin memastikan jika aspirasi mereka tersampaikan.
“Mulai dari aksi jilid I dan jilid II, pemerintah mengabaikan apa yang menjadi tuntutan kita. Oleh karena itu, kami meminta pihak kepolisian hadir sebagai mediator untuk menghadirkan pemerintah kota maupun provinsi,” teriak salah satu orator.
Akibat dari aksi tersebut, terpantau sejak pukul 12.00 WIT hingga sore hari, tidak satupun mobil tangki pengangkut BBM ke setiap SPBU yang tampak keluar dari halaman Pertamina. Ruas jalan di Kelurahan Jambula telah dikuasai massa aksi selama demonstrasi berlangsung. Hingga berita ini ditayangkan, massa aksi masih berada di depan kantor Pertamina Ternate. (tox/rii)