TERNATE, NUANSA – Suasana di beberapa pelabuhan di Kota Ternate, jelang lebaran idul fitri, pasti jauh berbeda dari hari-hari biasanya. Tentu lebih ramai dan padat. Ya, itu karena tidak sedikit warga yang bekerja dan kuliah di Kota Ternate memilih mudik untuk berkumpul dengan orang tua serta keluarga besarnya di kampung halaman.
Empat hari terakhir ini setiap pelabuhan di Kota Ternate begitu ramai, baik di Pelabuhan Bastiong, Pelabuhan Feri, pelabuhan Dufa-dufa dan Pelabuhan Speedboat Semut. Kepadatan di pelabuhan masih terpantau hingga Minggu (1/5). Pada Minggu dini pagi sekira pukul 04.00, pelabuhan Feri di Bastiong Ternate terpantau sangat padat. Sebagian besar penumpang Feri membawa serta kendaraannya. Antrean panjang kendaraan yang menunggu giliran dinaikkan ke Feri tampak di area pelabuhan.
Meski begitu, situasi berlangsung aman. Setiap pemudik saling sapa satu sama lain. Petugas yang berada di lokasi juga memberikan komando dengan bahasa yang santun. Antrean berlangsung hingga beberapa jam menunggu arahan naik ke kapal.
Pemudik yang menuju rute Sidangoli, bakal melintasi Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), yakni Jailolo, Sahu, Ibu hingga Loloda. Sedangkan rute Sofifi, pasti ke Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) dan Halmahera Tengah (Halteng) hingga menuju wilayah daratan Gane, Halmahera Selatan. Kru Nuansa Media Grup (NMG) pun merasakan sensasi mudik ke pulau panjang Halmahera tersebut. Sehingga dengan mengikuti rute Sofifi, tampak pemudik memadati seisi kapal. Bahkan sebagiannya tidak kebagian tempat duduk dan berdesak-desakkan.
Ada juga sebagian pemudik tujuan Halmahera Utara (Halut) yang lebih memilih naik kapal rute Ternate-Sofifi ketimbang Sidangoli. “Saya tiba di pelabuhan Bastiong sekitar pukul 04.30 dan bisa berangkat pukul 06.50 WIT. Tadi juga masih dalam keadaan khawatir, karena posisi antre berada di belakang. Takut juga tidak sempat mengejar Feri yang mau berangkat pagi ini. Apalagi sudah antre hampir 2 jam, sehingga saya merasa lega dan semangat ketika lolos dan bisa sampai di kapal Feri ini,” cerita Erick, salah satu pemudik asal Tobelo, Halmahera Utara.
Menurutnya, mudik bukan sekadar pulang kampung untuk melepas kerinduan bersama keluarga, melainkan untuk merekatkan kembali hubungan kekeluargaan dan silaturahmi. Sehingga itu menjadi kesempatan baginya untuk mudik menjelang lebaran. “Saya ikut rute Sofifi, karena ada teman-teman saya banyak yang ikut kapal Feri dengan rute ini juga, sehingga kami memilih mengikuti kapal Feri yang menuju Sofifi ini,” ujarnya.
Sementara Fadil, pemudik lainnya menambahkan, jika pagi itu dirinya tidak sempat mengejar Feri, tentu dia akan menunggu Feri dengan rute yang sama, namun harus menunggu kapal penyeberangan dengan lintasan siang. “Intinya kita sesuaikan dengan kondisi, apalagi ini sudah tidak menggunakan jadwal, pokoknya kalau penumpang sudah penuh, kapal langsung berangkat,” pungkasnya. (tan/rii)