Goa Boki Maruru, Surga Tersembunyi di Maluku Utara

Goa Boku Maruru di Kabupaten Halmahera Tengah yang bakal dijadikan kawasan Geopark.

WEDA, NUANSA – Terhitung dari Selasa (3/5) hingga Jumat (6/5), lokasi wisata Goa Boki Maruru di Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, ramai pengunjung. Warga setempat mengaku, pengunjung kali ini jauh lebih membludak dari sebelumnya.

Terhitung dari hari Selasa itu, salah satu destinasi wisata terbaik Maluku Utara ini sudah ramai ketika jarum jam baru menunjukan pukul 08.00. Pengunjungnya bukan warga Halmahera Tengah saja, tetapi juga dari kabupaten lain, bahkan dari luar Maluku Utara.

Pengunjung memadati lokasi Boki Maruru.

Sebagian besar pengunjung mengaku takjub dengan keindahan dan keunikan Goa Boki Maruru. Mereka yang sudah berada pada lokasi Goa Boki Maruru, pasti mendengar kicauan burung berbagai jenis. Keheningan Geopark ini tentu menghipnotis setiap pengunjung.  “Nuansanya masih alami sekali, hijau dan sejuk pohon-pohonannya. Airnya yang sangat dingin tentu membuat pikiran kita lebih fresh, karena tenang serta dipadu dengan udaranya yang begitu segar,”aku Nikma, salah satu pengunjung kepada Nuansa Media Grup (NMG).

Bagi setiap orang yang ingin berkunjungan ke lokasi ini dalam suasana libur sekarang, maka anda hanya butuh sekira 1 jam dengan menggunakan sepeda motor dari Weda. Namun, jika pengunjung yang menggunakan mobil, anda diperkirakan menempuh jarak sekira 2 jam. Itu karena jalan yang dilewati macet, karena begitu banyaknya masyarakat yang pulang dan pergi ke lokasi wisata tersebut.

Menurut Nikma, dirinya sudah sering berkunjung ke Goa Boki Maruru, sehingga ia selalu menemui wisatawan lokal yang tak hanya berasal dari Halmahera Tengah, namun para wisatawan juga berasal dari berbagai daerah di Maluku Utara, dan luar daerah Malut.

Lanjutnya, untuk menuju ke lokasi Goa Boki Maruru, akses yang ditempuh cukup mudah. Di sana, wisatawan akan dipandu langsung oleh warga setempat yang merupakan pemuda asal Sagea. “Perjalanan menuju Goa Boki Maruru harus melewati sungai Sagea dengan menggunakan perahu ketinting milik warga setempat yang sudah disiapkan khusus para wisatawan. Untuk tarif perahu katinting itu relatif. Kadang Rp 100 ribu. Kalau pasca lebaran seperti ini tarifnya Rp 200 ribu per rombongan,” jelasnya.

Suhan, pengunjung lainnya juga mengaku, yang paling menarik dari Goa Boki Maruru adalah pemandangan bebatuan di tepi sungai menuju Goa tersebut. Ia bahkan takjub dengan suasana yang ramai pengunjung membuat pemandangan lebih tampak sejuk.

Pengunjung saat menikmati keindahan di lokasi wisata.

Suhan juga menyebutkan, di Goa Bokimaruru terdapat fasilitas yang disiapkan Pemda Halmahera Tengah dan warga setempat yang bakal dinikmati para pengunjung, termasuk dia dan rekan-rekannya. “Fasilitas yang tersedia saat ini adalah perahu kayu, perahu karet (paddle board), perahu fiber dan pelampung. Ada juga beberapa bangunan seperti gazebo, ruang ganti, dan WC umum. Kemudian ada rumah makan yang menyediakan beberapa kudapan tradisional seperti pisang goreng, mie instant, minuman es hingga kuliner lainnya,” papar Suhan.

Meskipun begitu, ia berharap kedepannya untuk pengelolaan Goa Boki Maruru sebaiknya Pemda menyediakan fasilitas tambahan, seperti rumah untuk berteduh dan membangun taman di sekitar rumah tersebut guna menambah keindahan pemandangan. Kemudian, lanjut dia, Pemda juga harus menyediakan tempat duduk untuk para pengunjung agar bersantai dan menambah daya tarik bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pantauan Nuansa Media Grup (NMG), pengunjung sudah membludak di Goa Boki Maruru sejak H+1 pascalebaran hingga berita ini ditayangkan. (tan/rii)