Oleh: Melky Molle
Akademisi Uniera
Dalam suatu waktu tertentu, sang pemimpin akan kembali ke kampung halamannya, melihat kebiasaan-kebiasaan lampau yang masih terus dirawat dan dipelihara. Karena itu, pemimpin karena bakatnya mendorong sang pemimpin untuk merubah kebiasaan lampau komunitasnya, walau sang pemimpin akan berhadapan langsung dengan kebiasaan keseharian komunitasnya.
Mempertahankan yang lampau sebagai sebuah keniscayaan belum tentu memajukan komunitas sang pemimpin. Sang pemimpin yang lahir dengan bakatnya perlu keluar dari komunitasnya sebagai tindakan yang melampaui kebiasaan lampau, membuat loncatan yang lebih berani, melawan arus kebiasaan, walaupun itu menyakitkan. Loncatan-loncatan melampaui kebiasaan lampau harus dilakukan demi kemajuan komunitasnya, membuat loncatan seperti itu, mengaharuskan sang pemimpin belajar secara sungguh-sungguh.
Kemauan dan tekat yang kuat seperti itu adalah sikap dan tindakan yang mau mengubah keadaan yang lampau. Tapi perlu disadari bahwa orang yang mampu membuat loncatan seperti itu akan dihadang oleh komunitasnya sendiri, karena bertentangan dengan adat dan pemikiran lampau. Orang yang mampu membuat loncatan seperti itu adalah orang yang memiliki bakat pemimpin, yang tidak diproses melalui lembaga pendidikan formal dan non formal. Pemimpin yang berbakat pemimpin tetap berlatih secara otodidak, dan berjalan pada visinya.
Karena itu, jika dalam proses kepemimpinannya dihadang dan dibenci oleh komunitasnya, maka dapat dipastikan, sang pemimpin sedang membuat loncatan yang tidak dapat dipahami oleh komunitasnya, karena komunitasnya masih berada dalam pemikiran lampau dan terpasung pada adat istiadat yang menjadi rutinitas kehidupannya.
Pemimpin harus dapat memahaminya, memahami sebagai sebuah proses belajar untuk lebih dekat, juga dapat menangkap siklus hidup komunitasnya. Karena itu, sang pemimpin karena bakatnya, dengan segudang pengetahuan dan pengalaman secara otodidak akan didaulat oleh komunitasnya sebagai sang pemimpin. Sang pemimpin akan didaulati, bukan mendaulati dirinya sendiri. (*)