Dua Kota di Maluku Utara ini Didaftarkan ke UNESCO

Suasana kegiatan muhibah jalur rempah di Kota Ternate.

TERNATE, NUANSA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajukan ke United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) agar jalur rempah dijadikan sebagai warisan budaya dunia. Kota Ternate dan Tidore, masuk dalam jalur rempah yang diajukan ke UNESCO tersebut, termasuk juga Surabaya, Makassar, Bau-bau, Banda Neira dan Kupang.

“Pada tahun 2024 mendatang pengajuan ini sudah akan terealisasi. Jadi, tujuan dalam pelayaran Muhibah Jalur Rempah ini sebagai upaya diplomasi budaya dan menguatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia,” jelas Direktur Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, Selasa (14/6).

Menurutnya, jalur pelayaran itu bukan sebatas atraksi wisata, tetapi dalam rangka memperkuat riset mengenai rempah, sebagai upaya mengembangkan kekayaan rempah, termasuk untuk kepentingan memperkuat pangan dan obat-obatan kesehatan. Kemendibudristek mendukung penuh dilakukannya kerja sama dengan badan riset Indonesia untuk pengembangan pengetahuan rempah.

Hilmar mengatakan, sejarah Moloku Kie Raha meliki cerita panjang dan masih banyak cerita yang setidaknya dikembangkan, baik itu dari pendidikan, ekonomi kreatif, film dan lainnya. Ia juga menyentil murahnya penjualan rempah di daerah. Padahal, ketika dikirim ke luar daerah, barang-barang itu menjadi mahal.

“Ini merupakan nilai tambah, maka harus ada pengelohan hasil tanaman tersebut sebelum dibawa keluar daerah. Saya sudah diskusikan dengan pak Wali Kota Ternate terkait dengan hal ini. Kalau dari hasil riset terkait dengan rempah cengkeh dan buah pala itu selain untuk keperluan pangan, juga bisa digunakan sebagai obat-obatan kesehatan. Kalau diproduksi di daerah, maka akan membuka lapangan kerja,” terangnya.

Lanjutnya, jika rempah di Maluku Utara diolah di daerah, maka akan mengundang perhatian investor. Ia juga meyakinkan bahwa pihaknya sangat mendukung setiap kegiatan positif di setiap daerah, termasuk di Maluku Utara. “Perjalanan pertama muhibah jalur rempah sebagai pendekatan untuk melestarikan warisan sejarah budaya di Ternate dimulai dari sumber daya alam (SDA) dan juga bisa membawa manfaat ekonomi,”  tutupnya. (udi/rii)