SANANA, NUANSA – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kecamatan Sulabesi Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, diduga tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Ini bisa terjadi karena sub penyalur BBM subsidi jenis Pertalite milik CV. Gwen Jaya di Desa Wainib, Kecamatan Sulabesi Selatan, diduga menjual BBM tidak sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.
Informasi yang dihimpun wartawan Nuansa Media Grup (NMG), CV. Gwen Jaya menjual minyak dengan harga Rp 11.000 per liter. Sementara HET yang ditetapkan oleh Pemkab Sula khususnya di wilayah Kecamatan Sulabesi Selatan, sebesar Rp 9.400 per liter. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Sula, Dzena Tidore saat dikonfirmasi berjanji akan menelusuri informasi tersebut.
Menurut dia, seharusnya sub penyalur BBM jenis Pertalite di Desa Wainib menjual dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp 9.400 per liter. “Harga Pertalite di Wainib harus menjual dengan harga Rp 9.400 per liter, itu sudah termasuk biaya transportasi serta admistrasi,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (9/7).
Sementara, pemilik sub penyalur BBM Desa Wainib, Feby Macpal, membantah informasi bahwa pihaknya menjual BBM di atas HET. “Kalau harga Rp 11.000 per liter itu tidak benar,” bantahnya. “Kalau ada yang menjual dengan harga seperti itu, kami akan menelusuri. Jika sampai kedapatan karyawan yang menjual minyak dengan harga Rp 11.000 per liter, maka akan dipecat,” tegasnya. (ish/rii)