TERNATE, NUANSA – Belakangan ini sering terjadi dugaan kebocoran data pribadi yang secara sengaja dilakukan oknum tak bertanggungjawab. Oknum itu terbilang begitu lihai dalam dunia digital. Data yang kerap diretas itu seperti induk keperndudukan, nama dan alamat lengkap hingga nomor telepon pribadi. Dari data pribadi inilah para peretas dapat secara bebas melancarkan aksinya untuk melakukan tindakan kejahatannya dengan berbagai modus.
Agar membasmi para pelaku, aparat kepolisian pun harus dibekali dengan pengetahuan tentang cyber crime, agar mampu melakukan tindakan hukum atau pendalaman dan investigasi atas sebuah kasus yang berkaitan dengan kejahatan di dunia digital ini. Berita hoax misalnya, belakangan ini mudah tersebar dan berdampak luas bagi nasyarakat terlebih bagi kalangan yang cakap digital. Sebabnya, segala resiko yang timbul tersebut mesti diantisipasi lebih awal.
Guna mengantisipasi bahaya atau resiko kebocoran data pribadi maupun bahaya hoax tersebut, diperlukan berbagai usaha untuk membuat masyarakat luas menjadi lebih cakap digital. Dalam konteks ini pula, tim project Literasi Digital Maluku Utara akan menggelar webinar bertajuk: Jaga Kebocoran Data Pribadi Dari Hacker dengan menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
Webinar Literasi Digital Maluku Utara ini akan berlangsung pada hari Sabtu, 23 Juli 2022 pukul 20.00 WIT di taman film Benteng Oranje Ternate dengan para narasumber antara lain: Aji Kresno Murti (Praktisi Nasional Literasi Digital), Kompol Zainal ASL (Kasubdit Tindak Pidana Siber Ditresktimsus Polda Malut) dan Abdul Djalil Djayali, S.T.,M.Kom (Akademisi AIKOM Ternate)
Project Manager Literasi Digital Maluku Utara, Thamrin Ali Ibrahim menyampaikan, selain nonton bareng webinar, juga terdapat acara seru lainnya seperti gelaran musik dengan menampilkan group band yang akan tampil live serta jumpa fans dan melihat secara langsung kemampuan akting dari seorang content creator, Tete Ko. Menurutnya, program Literasi Digital adalah sebuah program untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Infonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman.
“Dengan demikian, maka seiring perkembangan zaman yang begitu pesat, kita harus mampu adaptif terhadap berbagai perkembangan zaman tersebut dengan segala resikonya,” jelasnya.
Thamrin mengatakan, berbagai resiko di tengah kemajuan teknologi informasi dan transformasi digital, tentu saja bukan hanya berdampak positif, tapi ada juga sisi negatif, yang tentu membutuhkan kemampuan dan kecakapan semua pihak untuk memilahnya secara tepat sasaran dan tepat guna. Tidak ada pilihan lain selain harus menjadi cakap digital.
“Banyak kerugian yang akan kita alami jika kita tidak tergolong sebagai generasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman,” tambahnya seraya mengutip mengutip sebuah syair karya pujangga Chairil Anwar bahwa “zaman tak bisa dilawan”. “Syair itu memang benar adanya. Oleh sebab itu maka upaya bersama untuk menciptakan tatanan masyarakat yang cakap digital menjadi penting untuk terus digalakkan,” harapnya mengakhiri.(pn/kov)