Anak Tunggal Itu Belum Ditemukan, Ibunya Berharap Ada Keajaiban

Rahma dan Ismit, orang tua dari balita 4 tahun, Kaila, korban tenggelamnya Cahaya Arafah yang belum ditemukan. (istimewa)

TERNATE, NUANSA – Kaila Ismit, 4 tahun, korban tenggelamnya Kapal Cahaya Arafah di perairan Tokaka, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), belum ditemukan. Minggu (24/7), pencarian korban hilang dinyatakan ditutup. Selama pencarian, dari 11 korban hilang, baru 10 orang yang ditemukan dan dalam keadaan meninggal dunia.

Kaila Ismit adalah satu-satunya korban yang belum ditemukan. Balita 4 tahun ini adalah anak tunggal dari pasangan Ismit Muslim dan Rahma Badri, warga Desa Yomen, Kecamatan Kepulauan Joronga, Halmahera Selatan. Rahma, ibu Kaila menceritakan, sebelum bertolak dari Pelabuhan Bastiong, Kota Ternate pada Senin (18/7) pagi dengan Kapal Cahaya Arafah, sekira satu bulan ia dan Kaila berada di Kota Ternate. Sedangkan Ismit, ayah Kaila, berada di Yomen.

Selain menjenguk keluarga mereka yang sakit, keduanya dari Yomen ke Ternate itu dalam rangka membeli keperluan Kaila yang akan masuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Yomen tahun 2022 ini. Pada 18 Juli pagi itu Rahma dan Kaila menuju ke pelabuhan Bastiong membawa sejumlah barang bawaan, termasuk beberapa keperluan Kaila, seperti seragam dan satu sepeda. Di kapal, Rahma dan Kaila berada di deck (geladak) satu.

Sekira pukul 18.30, Cahaya Arafah tiba di perairan antara Desa Samo dan Desa Tokaka. Awalnya kapal lebih dulu menurunkan penumpang di Pelabuhan Desa Samo, kemudian menuju ke Tokaka. Dalam perjalanan, cuaca kian ekstrem. Gelombang besar menghantam kapal. Penumpang panik, satu per satu meraih pelampung. Menurut Rahma, ia hanya mendapat satu pelampung. Pelampung itu langsung dipakainya, seraya memeluk erat tubuh Kaila.

Ketika air penuhi setiap sudut kapal, Rahma masih terus memeluk Kaila yang tanpa pelampung. Ia mengaku tidak lagi tahu kapan dan di posisi mana pelukannya ke Kaila terlepas. Karena dengan pelampung, Rahma selamat. Dan hingga kini Kaila yang masih berusia 4 tahun itu belum ditemukan.

Rahma masih menggantungkan harapan untuk melihat wajah anaknya. Ia berharap ada keajaiban. Sementara suaminya, Ismit telah mengikhlaskan jika tuhan menakdirkan berpisah dengan anaknya. Hingga pencarian dinyatakan tutup pada Minggu (24/7), keduanya masih berada di Pelabuhan Tokaka. Selama proses pencarian, pasangan suami istri itu sudah tampak di pelabuhan pada pagi hari. Keduanya memang warga Yomen. Tapi semenjak pencarian, Ismit dan Rahma tinggal sementara di Desa Dolik.

Dari Dolik, Rahma dan Ismit menuju Tokaka pada pagi hari. Keduanya balik lagi ke Dolik jelang magrib. Hingga Tim Sar Gabungan meninggalkan pelabuhan Tokaka, pasangan suami istri ini masih berada di pelabuhan Tokaka bersama beberapa anggota keluarga dari Yomen. (kov)