Polmas  

Wali Kota Ternate di Mata Akademisi

Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman.

TERNATE, NUANSA – Kepemimpinan M. Tauhid Soleman di Kota Ternate terus mendapat sorotan publik. Wali Kota Ternate itu bahkan disebut tidak memiliki konsep yang jelas untuk membangun Ternate kedepan. Jika dibandingkan dengan mendiang Syamsir Andili dan Burhan Abdurahman, banyak kalangan menilai: konsep dan model kepemimpinan dua mantan Wali Kota itu jauh lebih baik

Selain itu, janji-janji politik M. Tauhid juga dianggap belum terealisasi dengan baik. Akibat tidak begitu bagusnya konsep kepemimpinan M. Tauhid, publik bingung kota ini akan dibawa ke-arah mana.

Dosen Ekonomi Unkhair, Dr Muammil Sunan menuturkan, salah satu bukti paling nyata bahwa Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman tidak punya konsep membangun kota adalah tidak terurusnya Plaza Gamalama Modern. “Wali Kota harusnya tidak membiarkan gedung Plaza Gamalama Modern nganggur begitu saja yang nantinya rusak percuma,” ujarnya menyesalkan.

Dr Muammil Sun’an.

Menurut Muamil, gedung Plaza Gamalama Modern yang sudah dibangun mantan Wali Kota Almaruhum Hi. Burhan Abdurrahman seharusnya bisa dimanfaatkan pemerintahan sekarang. Apalagi, gedung ini dibangun dengan menggunakan APBD yang tidak sedikit. “Apapun yang sudah dibangun almarhum H. Bur adalah aset daerah, sehingga wali kota sekarang harusnya menyadari itu, bahwa Plaza Gamalama merupakan sumber penerimaan yang harusnya dimanfaatkan. Ini merupakan aset daerah yang bisa menjadi sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah,” saran Muammil.

Plaza yang dibangun menggunakan APBD, lanjut Muammil, harus dikelola dengan baik. Jika wali kota hanya membiarkan gedung seharga puluhan miliar ini terlantar begitu saja, maka bisa dikatakan wali kota tidak memiliki arah yang jelas dalam membangun Kota Ternate. “Plaza yang bisa mendorong penerimaan PAD tidak dimanfaatkan dengan baik. Sementara di sisi lain, wali kota rencana bangun RSUD dengan dana pinjaman. Inikan aneh. Masyarakat menjadi bingung dengan sikap wali kota dalam membangun kota ini,”tuturnya.

Sampah

Dosen Hukum Unkhair, Abdul Kader Bubu menambahkan, ia mengaku heran dengan kebijakan Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dalam menangani sampah yang menjadi salah satu point penting dalam visi-misinya. Menurutnya, Wali Kota Ternate dalam menerjemahkan penangan sampah hanya sebatas memasang spanduk larangan membuang sampah disembarangan tempat.

Abdul Kadir Bubu.

“Inikah aneh, masyarakat dilarang membuang sampah disembarangan tempat, tapi Pemkot Ternate tidak menyediakan tempat alternative pembuangan sampah sementara. Bahkan tempat pembuangan sampah sementara yang ada di sudut-sudut jalan dibongkar. Kalaui bagini masyarakat mau buang sampah dimana,” kesal Dade.

Pemkot Ternate, lanjut Dade, bisa memaksa masyarakat untuk tertib membuang sampah, asalkan fasilitasnya disediakan pemerintah. “Masyarakat sudah berkewajiban membayar iuran sampah melaui pembayaran air di PDAM, maka disaat yang bersamaan Pemerintah juga harus menunaikan kewajibannya kepada masyarakat dengan menyiapkan tempat pembungan sampah sementara, sehingga masyarakat bisa membuang sampah di situ sebelum diangkut ke TPA,” tegasnya. (tox)